GoF #9: *Zaman Dauroh Entah Hari Keberapa

Seorang teman bertanya padaku, "shof, tadi kan aku habis baca buku. Terus di bukunya dibilang kalau ngafalin Qur'an niatnya emang harus tulus karena Allah. Apa karena itu ya aku jadi agak susah ngafal? Soalnya aku juga pengen ngeperbaiki diri".

"Jadi gimana?" tanyaku untuk menerka apa yang hendak disampaikan olehnya.

"Mungkin sebelumnya karena niatku yang mau ngeperbaiki diri kali ya? Makanya agak susah. Tapi, kalau niatnya baik gitu salah nggak sih shof?"

"Nggak salah sih".

"Nah kan! Makanya, aku bingung. Kayak mau lillah tapi terselip harapan pengen jadi diri yang lebih baik dengan menghafal", ujarnya mengebu-ngebu.

"Well, intinya mah kamu pengen ngeperbaiki diri dengan cara ngafal Qur'an?" tanyaku lagi untuk kembali memastikan.

"Kurang lebih gitu. Soalnya targetku masuk UTS pokoknya harus punya hafalan, berapa pun itu".

Aku berpikir sebentar, "hmm, berarti kamu harus memperbaiki diri dengan hafalan, bukan hafalan untuk memperbaiki diri, paham nggak?"

"Maksudnya?" mimik mukanya menunjukkan bahwa dia butuh penjelasan.

"Yaa seperti yang dibilang di buku yang kamu baca, menghafal tuh harus lillah. Kalau udah lillah mah secara otomatis dirinya akan lebih baik, beda kalau kamu hafalan untuk memperbaiki diri, kalau gitu kan kamu menjadikan hafalan sebagai salah satu jalan untuk menjadikan diri lebih baik, itu nggak salah tapi kurang tepat, duh, belibet yak bahasanya." 


"Oh iya iya. Aku paham".

08 Februari 2017
sumber foto: pinterest

0 komentar