Pengingat #3: Don't Talk to Me about Muhammad


Biasanya aku akan meminta seseorang yang sedang di dekatku untuk mengatakan satu kata atau satu kalimat ketika aku hendak menulis namun tidak tahu kata apa atau kalimat apa yang tepat untuk digunakan dalam memulai sebuah tulisan.

Seperti pagi ini.

Udah sekian menit membuka entry blog, hapus-ketik-hapus-ketik beberapa kali hingga memutuskan untuk bertanya ke temen kontrakan yang sama-sama sedang duduk di kursi sofa.

"Kak, sebutin satu kata."

"Satu kata?"

"Satu kata, atau satu kalimat. Terserah."

"Aku mau ngajar."

Sebenernya ingin tertawa canggung begitu mendengar kalimat tersebut, ketawa yang "haha?" sembari menampilkan ekspresi mikir untuk me-loading informasi yang baru saja masuk. Risiko minta kata random ya gini, kadang-kadang kata atau kalimat yang didapat terlalu tidak disangka, sampai bingung gimana cara meneruskannya.

Temen kontrakanku ini emang lagi siap-siap mau ngajar, karena dia tengah bekerja part-time menjadi ustadzah di sebuah sekolah.

Ustadzah, bahasa Indonesinya sih, guru.

Ingatanku langsung terlempar pada dua tahun lalu, dalam sebuah kelas yang terletak di samping tangga. Aku memainkan sebuah bolpoint sembari memegang kertas yang penuh dengan belasan kalimat berbahasa Inggris, pusing! Meski pusing, namun telingaku tetap fokus pada suara yang keluar dari mini speaker milik ustadzah yang baik hati dan jarang marah tetapi aku-lupa-namanya.

Kalau nggak salah, saat itu hampir mendekati waktu istirahat siang di sekolah, kelas Bahasa Inggris, sesi listening, melengkapi lirik lagu.

Don't Talk to Me about Muhammad by Dawud Wharnsby Ali.

Liriknya bercerita tentang percakapan antara seorang wanita tua dengan seorang pemuda, meski di sepanjang lagu pov-nya dari wanita tua, jadi sepertinya bukan percakapan, namun bercerita tentang seorang pemuda yang membantu seorang wanita tua cerewet.

But as we walk along young man
And as you help me with my load
I’ve only one request as we travel down this road

Don’t talk to me about Muhammad
Because of him there is no peace
And I have trouble in my mind


Wanita tua ini berterima kasih kepada si pemuda karena udah mau bantuin, terus sepanjang perjalanan si wanita tua cuma meminta satu permintaan, "jangan berbicara pada saya tentang Muhammad. Karena dia, tidak ada lagi rasa damai dan saya merasa sangat terganggu dengan pemikirannya."

Thank you now young man
You’ve really been so kind
Your generosity and smile are very rare to find
Let me give you some advice
Since you’ve been so very nice
From Muhammad stay away
Don’t heed his words or emulate his way


Tipe wanita tua yang suka memuji (curiga jago bikin gombalan ketika masih muda wkwk), mungkin kalau jaman sekarang udah seperti tipe ibu-ibu yang langsung mau ngejodohin si pemuda sama anak atau cucunya, soalnya sampai bilang kalau kebaikan hati sama senyumnya si pemuda tu udah super langka buat ditemuin, nah loh~
Tipe wanita tua yang suka ngasih nasihat tanpa diminta, bahkan kepada seseorang yang baru pertama kali ditemui.
Tipe wanita tua yang senang bicara.

Now before we part and go
If its alright just the same
May I ask my dear young man
Who are you, what’s your name?


Mungkin kalau saja teknologi bernama telepon telah muncul, udah sekalian minta nomor juga.

Forgive me what was that?
Your words weren’t very clear
My ears are getting old
Sometimes it’s difficult to hear
It’s truly rather funny though I’m sure I must be wrong
But I thought I heard you say
Your name is Muhammad


Ciyeee dibantu sama orang yang udah dijadiin bahan omongan sepanjang perjalanan. Karena ternyata, pemuda yang menolong si wanita tua adalah Muhammad.

Di lagunya, wanita tua tersebut lalu mengucapkan dua kalimat syahadat begitu tahu siapa yang telah menolong ia.

#sebuahPlotTwist

Mendengar kembali lagu lama tersebut, jadi memiliki pemikiran untuk diolah menjadi asupan kebaikan.

Bahwa tidak seharusnya membalas omongan yang tidak baik ke kita dengan omongan yang tidak baik pula.

Tau kok kalau susah.

Bacot tidak seru kalau tidak dibalas dengan bacot.

Tapi, memangnya hidup hanya untuk keseruan semata?

Tidak seharusnya juga merespon segala omongan orang lain tentang diri kita, terlepas dari apakah omongan tersebut baik atau tidak, benar atau salah.

Lagian kalau terlalu fokus merespon segala omongan orang. Masa iya, hidup cuma untuk merespon omongan orang?

Customer Service bagi diri sendiri, gitu?

Customer Service aja masih ada durasi waktu kerjanya, nggak 24/7.

Berusaha untuk menghindari berbicara ke orang asing mengenai orang lain yang belum kita kenal sebelumnya. Jangan sampai kayak wanita tua tersebut yang langsung nyerocos ngomong banyak hal tanpa disaring terlebih dahulu.

Seperti salah satu makna dari hadits arbain ke lima belas

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.

Berkata baik, atau diam.

semangat menjadi baik whuup whuup~

w/ love,
shofwamn.

p.s: aku belum tahu apakah cerita di lagu tersebut berdasarkan kisah nyata atau hanya sebuah karangan yang terinspirasi oleh kebaikan Nabi.

0 komentar