Penjelajahan BTS dalam Ruang Waktu: Setelah 5 Tahun

Jika biasanya ucapan untuk memulai sesuatu adalah dengan basmalah, kali ini aku akan menggunakan ucapan hamdalah untuk mewakili perasaanku ketika memegang sebuah buku berukuran sebesar majalah, dengan tebal yang seperti majalah, dan sampul yang terlihat seperti sampul milik sebuah majalah yang tidak menarik, yang kalau majalah ini ditaruh di rak toko buku, mustahil ada orang yang ingin membelinya.

Oke, kita mulai saja cerita tentang buku-majalah ini.

Alhamdulillah.

Akhirnya berakhir juga penantian yang tidak pernah direncanakan.

 

 

Aku pikir, kenangan yang tersisa dari pembuatan Buku Tahunan Sekolah hanyalah tiga postingan di blog ini yang menceritakan Behind The Scene pemotretan BTS. Tiga postingan yang menjadi bukti bahwa angkatan 11 SMA IT Abu Bakar Yogyakarta pernah akan membuat Buku Tahunan Sekolah.

Buku Tahunan Sekolah, disingkat BTS, istilah lainnya yearbook.

Pikiran yang sebenarnya muncul bukan tanpa dasar.

Sekitar satu tahun setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, aku berkesempatan untuk datang ke Jogja, kedatangan yang membuatku bisa bertemu teman SMA, bahkan nginap di kosannya. Saat sedang menginap, tiba-tiba dia mengajukan pertanyaan yang tidak terduga,

"Kamu tau nggak e kenapa BTS kita belum jadi?"

"Nggak. Emang kenapa?"

"Jadi ceritanya........"

Seingatku, itu adalah momen pertama aku tau bahwa ada masalah yang terjadi dalam pembuatan Buku Tahunan Sekolah, masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh satu-dua orang (terkecuali ia adalah crazy rich) karena menyangkut dana.

Dana = uang

Uang = sumber segala masalah yang menyangkut ego, tekanan kondisi, dan juga hawa nafsu.

Secara garis besar, yang paling menghambat progres pembuatan BTS memang tentang dana. Setiap aku bertemu alumni satu angkatan dan membahas perihal Buku Tahunan, pasti yang kita obrolkan adalah tentang masalah itu. Sebatas ngobrol aja tanpa memikirkan solusi karena aku merasa itu adalah tugas panitia (untuk memikirkan solusi).

Setahun, dua tahun, tiga tahun, kabar BTS Angkatan 11 masih tidak berubah. 

Masuk tahun keempat, BTS yang pernah aku tunggu-tunggu karena akan menjadi BTS pertama dan terakhir yang kumiliki sudah berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah kupikirkan lagi. Sekitar bulan Oktober 2020 aku sempat terlibat obrolan dengan seorang kawan tentang kelanjutan BTS, kami berdua sama-sama bukan panitia, sama-sama nggak pernah dapat update lagi tentang BTS. Kesimpulan obrolan kami adalah kalau memang BTS ini nggak bisa dicetak, mohon sikap tegas panitia, mungkin bisa merilis permintaan maaf, sekaligus kejelasan kabar (karena selama ini aku hanya mendengar cerita BTS melalui teman ke teman), dan akan diapakan uang yang ada. Masukin ke kitabisa? Dijadikan plakat bergilir? Diberikan ke forum alumni sebagai donasi angkatan? I don't mind. Emang udah nggak berharap, lagi pula kasihan juga panitia yang memegang uang BTS selama 4 tahun. Hebat banget bisa sabar megang uang yang tanpa kejelasan selama 4 tahun tanpa ngerasa greget.

/berkaca pada diri sendiri/ /megang uang kontrakan pasca lulus aja cuma bertahan enam bulan/ /auto koar-koar 'ni uang mau diapain?'/

Selang sebulan percakapanku dengan seorang kawan yang tidak akan kusebut namanya, mendadak grup whatsapp yang berpenghuni teman-teman kelas saat SMA rame dengan topik pembahasan BTS.

Ternyata....

Ternyata perkara BTS ini masih diurus oleh panitia.

Banyak teman kelas yang kemudian mengeluarkan opininya terkait BTS, muncul diskusi aktif di dalam grup, setelah saling berbagi pendapat, saling merespon satu sama lain, lalu memastikan file foto BTS masih disimpan oleh pihak percetakan, ujung-ujungnya kami sepakat untuk memakai cara shodaqoh sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada.

klasik.com/LunaskanTagihanBTS

Solusi sudah ada, pihak-pihak yang ingin memperjuangkan BTS sudah bersuara, relawan yang bersedia membantu panitia untuk mengawal kelanjutan BTS juga sudah menyatakan kesediaannya.

Pada titik ini, rasanya seperti ada harapan lagi. Bahkan dengan penghuni grup kelas yang sudah menyebar, teman-teman yang mungkin ada yang sudah lost contact, ajakan untuk bergotong royong tetap mendapat sambutan baik. Klasik memang keren.

Perlahan-lahan, urusan BTS menunjukkan progress ke arah yang meyakinkan, "bisa nih BTS dicetak, bisaaa." Hampir setiap bulan ada kabar terbaru mengenai BTS.

Masuk tahun kelima pasca kelulusan SMA, di awal bulan Agustus, koordinator yang menjadi perantara komunikasi antara kelas kami dengan panitia BTS mengirimkan pesan di grup yang isi pesannya kurang lebih seperti ini:

"Alhamdulillah setelah beberapa proses, finalisasi BTS kita selesai juga. Udah dicetak dan udah siap kirim ke tempat kalian masing-masing. Untuk itu kita perlu temen-temen ngisi g-form untuk data pengiriman. Pengiriman kita mulai setelah batas waktu pengisian g-form. Semua ongkir pengiriman ditanggung penerima."

 AKHIRNYA!!!

AKHIRNYA BERAKHIR JUGA PENANTIAN SELAMA LIMA TAHUN INI.

Karena tempat tinggalku jauh dari rumah panitia yang memegang cetakan BTS, aku harus bersabar menunggu paketku datang karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Tak masalah. Lima tahun saja bisa menunggu (yaa dengan episode sudah tidak memikirkan lagi), apalagi cuma menunggu beberapa pekan lagi. Apalagi ada kabar baik tambahan, ongkos kirim yang semula ditanggung penerima mendadak dihapuskan karena ada pihak yang bersedia membayar semua tagihan ongkos kirim.

Sembari menunggu paket, aku melihat update-an teman-teman satu angkatan di Instagram ataupun Whatsapp yang sudah menerima BTS di rumah masing-masing.

"Aneh karena far lower than expected, but okay." - ujar seseorang

"Ada thanks card-nya, uwu." - testimoni dari yang lain

Ternyata panitia menyisipkan kartu ucapan terima kasih sekaligus permintaan maaf karena kesalahan yang sudah terjadi selama pembuatan Buku Tahunan Sekolah.

Demi mendengar dua komentar itu, aku langsung menurunkan ekspektasiku dan juga makin tidak sabar melihat bentuk fisik BTS.

Time Space.

Tulisan di halaman sampul BTS.

Ruang Waktu.

Mungkin yang mengusulkan judul itu adalah orang yang semasa sekolah mengagumi ustaz Cahyo (guru Fisika paling cool) jadinya kepikiran judul yang ada sangkut-pautnya dengan Fisika, atau mungkin dilatarbelakangi oleh pengalaman betapa panjangnya perjuangan untuk menyelesaikan BTS hingga rasa-rasanya seperti menembus ruang dan waktu.

Ku buka halaman pertama

Terpampang foto ustaz mapel Kimia sekaligus kepala sekolah pada masanya dengan tulisan ucapan selamat atas kelulusan dan juga terselip doa semoga angkatan 11 senantiasa istiqomah menapaki jalan-Nya.

Kulanjutkan dengan membuka halaman kedua dan ketiga

Berjejer wajah-wajah guru dan staff SMA IT Abu Bakar, beberapa masih kuingat, beberapa menimbulkan tanya "siapakaaaahh beliauuu???"

Lembar per lembar halaman BTS ku buka

Hmm...

Ok.

Akan kututup tulisan ini dengan tema pemotretan KLASIK aka Kelas Alam Asik aka kelas XII IPA 3 untuk Buku Tahunan Sekolah, siapa tau pada lupa

Pada jaman dahulu kala, terdapat 34 wanita Arab berkarakter random yang ingin mencari harta karun. Mereka memutuskan untuk memulai pencarian harta setelah memiliki sebuah peta dengan simbol X yang melegenda. Tanpa lelah mereka mencari dengan berjalan beriringan, mencari di tengah padang pasir yang membuat tangan mereka belang saking panasnya cuaca. Beberapa saat kemudian, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di tengah teriknya matahari yang tidak seberapa dibandingkan panas Neraka. Setelah pencarian panjang penuh perjuangan, mereka pun menemukan simbol X yang berada tepat di atas pasir. 

"Ini dia simbolnya," sahut seseorang. 

"Tidak bukan, itu." 

"Tapi lihat, ini tanda X yang kita cari."  

"Apa kamu bodoh? bagaimana bisa ada tanda di atas pasir? Memangnya pasir sama dengan tanah?" 

 Namun, wanita-wanita tersebut memutuskan untuk tetap menggali. Dan benar, mereka menemukan sebuah peti cokelat yang tidak bertakhtakan batu mulia apapun (jangan tanya bagaimana cara menggali di atas pasir). Setelah mencoba untuk membuka peti tua dengan sedikit susah payah, mereka terkejut begitu melihat apa yang mereka temukan di dalam peti.

HARTA KARUN BERUPA TUMPUKAN KITAB MINHAJUL MUSLIMIN DAN CERMIN KEBANGSAAN KELAS!!!

salam penuh syukur,

shofwamn

0 komentar