Bianglala

  • Home
  • Kaleidoskop
    • BTN Entertainment
    • 128 Kata
    • 30 Tema Menulis
  • Seri Pengingat
    • #1 Paman Pelukis
    • #2 Memaknai Temu
    • #3 Don't Talk to Me About Muhammad
    • #4 Koreksi Niat
    • #5 Menyesal
    • #6 Salat Tepat Waktu?
  • Sosial Media
    • Instagram
    • Steller
Ketika nulis ini, waktu menunjukkan pukul 16.29 KST dan aku nggak terlalu berharap tulisan ini bakal langsung jadi postingan terbaru di blog mengingat betapa kekuatan internet di daerahku agak nggak bisa di harapkan.

Oke, mungkin bukan kekuatannya, tapi karena kuota yang tak tersedia.

Kali ini aku mau agak flashback dikit, sekitar 43 bulan yang lalu lah tepatnya bulan Desember. Waktu itu statusku masih jadi seorang santriwati di sebuah pondok pesantren modern, bukan mau cerita di bagian kenakalanku yang termasuk suka kabur, bukan juga di bagian logika aku yang nggak bisa menerima pergantian tahun tanpa libur, itu masa-masa yang, sudahlah, kaga usah di ingat—ingat lagi kalau nggak perlu.

Siang itu, tanggal 24 Desember. Entah bagaimana caranya, aku sampe di rumah saudara di bilangan Bantul. Begitu masuk rumah, ada tiga pasang mata yang natap arah pintu, satu punya kakak ku, satu punya temennya, yang satu lagi punya adek nya temen kakak ku.

Itu momen pertama dimana aku melihat Ula.

Iya, melihat.

Aku senyum aja sambil ngangguk gitu biar keliatan sopan, langsung naruh barang di kamar, terus keluar buat gabung sama tiga orang tadi.

“Kenalan gih sama temenku.” Kata kak Muna.

Aku natap kak Muna tapi nggak membuat reaksi apapun.

“Ini Mahya, kalau itu adeknya, Ula.”

Kemudian hening.

Tiada satu pun percakapan yang terjadi.

Krik.

Semua fokus ke layar kaca yang sedang menampilkan gambar bergerak.

Jadi, begitu cerita gimana aku bisa tau nama seorang anak cewek berkacamata dengan kerudung biru motif jaring laba-laba.

Dan selama aku liburan di rumah saudara, aku sama Ula nggak saling ngomong ataupun berinteraksi.

Oh, pernah, satu kali, aku beli eskrim dungdung harga seribuan kemudian aku tawarin ke Ula
(sambil nyodorin eskrim) “Mau?”

Jawaban yang aku dapet cuma gelengan kepala.

CUMA GELENGAN!! Asjnkjvjfvn, mengingat sekarang dia jadi satu tokoh prontagonis di kisah hidupku.

“Ini anak pendiemnya melebihi aku.” Begitu pikirku (YANG SEKARANG BAKAL AKU SESALI KENAPA AKU PERNAH BERPIKIR KAYAK GITU)

Delapan belas bulan berlalu setelah peristiwa tersebut, secara nggak ajaib aku ketemu lagi sama Ula.

Di Asrama, habis libur Ramadhan. Aku habis keliling kamar dan begitu balik ke kamar sendiri, aku ngeliat Ula.

Ula ngeliat aku.

“Shof, kamu dicari Ziya.”

“Oh.” Aku ngangguk.

Nah lo! Aku kok ngakak kalau nginget waktu itu, haha, dari sekian banyak kosa kata kenapa yang keluar dari mulut Ula adalah seorang Ziya? :p

Aduh, jadi nostalgia masa lalu. Padahal masa lalu yang biarin aja berlalu kan ya. Buat pelajaran, buat disimpan, dan buat kenangan.

Semalem, tanggal 28 June 2015. Beberapa jam sebelum pergantian tanggal menuju hari lahirnya Ula, jam sepuluh lewat beberapa menit aku udah bersiap tidur sambil dengerin lagu MID yang BCD ver ketika tiba-tiba aku ngerasa kalau lebih cepat ngucapin selamat ke Ula maka lebih baik, apalagi ada perbedaan waktu dua jam jadi bisa agak akwkward time. Alhamdulillah nya di hpku ada opsi buat “kirim pesan nanti” jadi aku bisa ngatur kapan pesanku bakal dikirim.

“Di Bacan sudah pukul 00.00, aku tau di Medan masih pukul 10. Tapi aku tak  kuasa untuk menahan ucapan ulang tahunku pada orang yang sangat luar biasa, Ula.”

Untuk sesaat  aku terkesan romantis, dengan kata-kata yang rada puitis.

Romantis pala lu ketimpuk obeng.

Itu pesan bukan aku yang bikin, tapi dari orang yang merasa dirinya luar biasa.

Setelah aku ngetik pesan yang isinya bisa ketebak. Ada ucapan selamat, ada ucapan doa. Eh tapi aku lupa masukin ucapan minta pajak milad, mungkin emang kayak gini mental orang yang yakin bakal dikasih oleh-oleh harusnya ucapan milad, nggak usah minta pajak. Kalau dikasih bersyukur, kalau nggak dikasih ya nasib. Aku ngatur biar pesannya dikirim jam 00.04 we-i-te, kenapa nggak 00.00? nggak tau, agak takut kalau tiba-tiba pesan nya kaga kekirim, kan bikin bete. Yaudah jadi jam 00.04 karena Ula anak ke empat. Dan aku yakin pesanku bakal dibaca sama Ula beberapa saat setelah pesan kekirim, karena dia pernah bilang kalau dia menunaikan ke-sunnah-an seorang muslim pada bulan Ramadhan sekitar jam setengah sepuluh. Kemudian aku siap mengunjungi dunia mimpi ketika waktu menunjukkan beberapa menit sebelum memasuki jam 23.00.

Teruntuk Ula, aku nggak bakal rela begadang cuma buat ngirim pesan yang bisa di setting pengirimannya :p istirahatku lebih penting daripada itu. Aku juga nggak perlu ngucapin met milad disini kan? Satu pesan aja cukup, jangan kebanyakan. Kebanyakan cinta bisa bikin menderita #apaini

Oke, tulisan ini berakhir pukul 18.15, soalnya sambil nulis aku juga lagi ngintipin blog orang yang kusuka, ehe.

00.04 16.29 18.15
Anak ke empat yang sudah berumur enam belas tahun pada tanggal dua puluh sembilan bulan enam tahun dua ribu lima belas. Iya, itu 18 nya dibaca 6 aja, agak maksa emang, tapi ya sudahlah, who cares.



Yogyakarta – selasa (16/06) pukul 17.17 Abu Bakar Astronomy Team (ABATE-red) yang terdiri atas delapan siswa dan dua guru tiba di tempat pengamatan Hilal yang masih merupakan area makam syekh bela-belu.

Rombongan asal SMA IT Abu Bakar tersebut langsung mencari posisi dan merakit teleskop yang dibawa. Pembimbing ABATE Herdi Prono mengatakan jika pengamatan ini sekedar formalitas karena hilal masih berada di ketinggian minus dua derajat.

“Meskipun tidak bisa melihat Hilal, kami puas karena bisa melihat planet Jupiter dan Venus, ini merupakan pengalaman baru yang menyenangkan,” ungkap Tresna. Anggota ABATE asal Bengkulu.

Departemen Agama berani memastikan bahwa hilal belum terlihat di langit Jogja. Hasil tersebut akan dilaporkan ke pusat untuk dikumpulkan dengan hasil sejumlah pengamatan dari daerah lain.

Finally! Setelah terakhir kali melakukan pengamatan gerhana bulan dan disibukkan oleh UKK, kami berkesempatan ikut dalam rukhyatul hilal. Beberapa hari sebelum pengamatan kami harap-harap cemas soalnya ust Herdi sama sekali nggak ngontak atau ngirim sms apapun.

Karena bete ada di uncomfortable zone dan amit-amit jadi korban PHP. Aku berinisiatif sms ustad Herdi.
“Assalamualaikum Us, kita bakal ada pengamatan Hilal nggak?”
“Wslm, belum tau. Lagi nunggu info.”

Itu percakapan hari jumat kalau nggak salah, karena sampai ahad nggak ada kabar lagi. Si Dhila kontak ke ustad juga, aku nggak tau gimana pertanyaannya, yang jelas kami akhirnya dapat kepastian kalau rombongan dari SMA IT bakal berangkat selasa siang ba’da dhuhur

Pikiran pertama, “lah? Kalau berangkat ba’da dhuhur mau liat apaan? Matahari?”
Pikiran habis pengamatan, “Misalnya berangkat ba’da dhuhur kan bisa main di Parangtritis dulu.”
Nyesel? Dikit.

Awalnya ustad ngasih kuota akhwat 5 orang. Berhubung Hilma, Ula, dan Maya yang maret lalu ikut dalam pengamatan gerhana bulan tapi udah pada pulang ke rumah tercinta (kecuali maya yang nyasar ke kondangan di Bandung). Aku, Tyas, sama Dhila nyari personil lain dan sukses mengajak dua orang adek kelas tapi pas hari H satu orang adek kelas nggak jadi ikut kemudian diganti sama Niswah&Tresna. Akhirnya, jumlah rombongan akhwat ada enam orang.

Namanya juga orang Indonesia, kalau nggak molor nggak seru. Rencana awal berangkat ba’da duhur, realitanya kami berangkat ba’da ashar. Nggak bisa disebut molor juga sih soalnya siang itu ada rapat guru.
Sebelum berangkat ustad Herdi bilang, “Ini cuma formalitas doang ya, soanya hilal nya belum keliatan.”

YA KALIK US, MAU FORMALITAS KEK, MAU NUMPANG NYETOR MUKA KEK, KITA UDAH SENENG DIAJAK PENGAMATAN. APALAGI BISA PULANG MALEM. MANA ADA KESEMPATAN LANGKA DISIA-SIA IN



Itu bukan hilal, itu penampakan matahari yang mau terbenam. Jadi, setelah kita sampai di lokasi aku kan nggak bisa ngerakit teleskop (mau-mau aja sih belajar, cuma udah mepet tuh waktunya #ngeles) makanya aku, Tyas, sama Dhila jalan-jalan ke atas, soalnya lokasi pengamatan di pertengahan jalan mau ke makam jadi masih bisa ke atas. Pemandangan pantainya kece euy, sunset nya juga bagus kan? Btw, itu foto bukan aku yang bidik tapi Dhila.

Di tempat pengamatan udah ada banyak orang, mana mereka pada pegang kardus snack pula, padahal kami nggak dapat, mungkin kami invisible team kali ya sampe nggak ditawarin snack. Astaghfirullah, positive thinking lah shof.

Oh, tentu aja kami nggak lupa foto bareng teleskop dan banner ABATE tercinteh. Karena emang Hilal nggak keliatan dan kami nggak respect cuma bisa liat awan orange akhirnya teleskop sekolah dimasukin lagi ke kardusnya. Sebelum turun, kami mampir dulu ke tempat dimana ada kamera MetroTV dan TVOne. Bukan, kami bukan pengen numpang narsis pengen masuk tipi atau pengen jadi background nya si reporter. Kami pengen nyoba teleskop yang ada, yang resolusinya lebih bagus dari punya sekolah. Aku sempet liat planet Jupiter sama beberapa satelit alaminya, langit nya tumben cerah. Meskipun pas liat Jupiter penampakannya kayak liat bulan dengan ukuran 10 kali lebih kecil alias si Jupiter kayak bola kuning-orange terang yang kecil, tentu aja satelitnya lebih kecil, hampir seperti titik kuning. Kalau nggak salah aku liat pake teleskopnya Taman Pintar.

Nggak liat Hilal, liat Jupiter pun jadi

Setelah itu kami pulang deh, si Tresna, Niswah, sama Tyas bantuin ngangkut teleskop sekolah ke mobil ELF. Kami juga mampir ke masjid dulu buat Salat Maghrib.

Dan semua petualangan ini berakhir pada satu tempat, SAMBEL LAYAH! haha, dinner more more important before go back to dorm. Ceritanya habis dari masjid tiba-tiba ustad Edy nanya, “pada mau makan dimana?” aku nggak jawab soalnya lagi fokus liat video, yang ikhwan juga kayaknya manut  aja, nah, setelah melewati berbagai perundingan temen-temen ku yang akhwat  kompak jawab “di sambel layah aja us,” jadilah kita nyasar di tempat makan yang malam itu rame.
Menunya cukup buat ngenyangin isi perut. Setelah makan ustad Edy berkata

“Makasih yang udah mau repot berpartisipasi dalam pengamatan kali ini.”

Kami : *anguk-angguk kepala penuh khidmat* “iya us, kita juga makasih udah diajak.”

(Ustad Edy noleh ke Ustad Herdi)
“Us, tolong yang September disiapkan ya. Buat pengamatan gerhana.”


Kami : (dalam hati) YES! TAHUN INI ADA PENGAMATAN LAGI!


 Aku udah lama nggak buka FB via mobile phone kan soalnya agak nggak nyaman. Nah, tadi pagi iseng aja buka, apalagi ada tiga chatt yang masuk dan salah satu nya dari Ula. Ya, cuma "hai" doang sih dan aku nggak merasa wajib buat ngebalas soalnya malemnya kita udah ngobrol. Pas liat timeline aku agak bingung karena ada satu akun yang namanya NOVA JUAL KARPET BERKUALITAS yang gencar banget promosi jualan karpet, beli tiga gratis satu, beli sepuluh gratis 3, satu karpet 300rebu, ada yang mau beli? *lupakan*
Karena si akun gaje ini udah nyentuh rasa ke-kepo-an seorang aku, ku stalk deh itu akun NJKB, dan aku menemukan fakta menakjubkan bahwa tenyata akun itu awalnya punya si Ula. Emang bawaan dari lahir pikiran shofwa udah di setting buat khusnudzon, aku pikir kalau Ula lagi bantu-bantu promosiin jualan kakak nya, lagipula kan dia udah di rumah. "ah, palingan Ula lagi cari tambahan duit buat beli buku,"
Siangnya aku chatt sama dia lagi kan, kutanya deh "Ul, FB kau mau dialihfungsikan sampe kapan?"
dan ternyata aku baru tau kalau facebooknya di BAJAK orang nggak dikenal yang kurang kerjaan dan pengen punya banyak temen online dalam waktu singkat.

Seketika itu juga meletuslah perang online pertama yang dipicu oleh ke kamvretan online shop yang jualan karpet. Mana cuma dicantumin pin BB lagi, kalau ada nomor telpon nya kan lumayan.

Terus ada temen yan chatt ke aku

"shof, yang jual karpet itu siapa?"
"AKUN ULA DIBAJAK"
"Terus gimana? Ula mau bikin akun baru?"
"Tanya aja sama orangnya."

Fyi, bagi yang belum tau, Ula udah bikin akun baru tapi belum diklarifikasi apakah dia akan memakai akun tersebut atau tidak.
Yang berada di pihak Ula nge bash akun NJKB via posting di kronologinya. Eh tapi sama NJKB langsung di hapus, ahamdulillah aku berhasil menyelamatkan beberapa (bukti foto ada dibawah) sebenarnya aku juga ikutan nyindir, belum sempat kusimpen udah di hapus duluan sama NJKB, kan sedih :(

Kemudian setelah tiga kali ngirim di kronologi si NJKB. Aku di block sama dia, haha. Penasaran nggak aku nulis apaan? nggak? yaudah, aku juga udah lupa. Puspa sama Atikah juga di block. Sebel nggak sih, kayak baru dapet mainan seru kemudian tiba-tiba diambil terus dibuang.

Menurut readers nih ya, kira-kira jualannya NJKB barokah nggak?
Hullaaa! Aku mau ngelanjutin cerita tentang karakter anak kamar, kali aja ada yang minat #plak *ditampar pake pensil* maafkan aku teman-teman :") wahaha
Sebelumnya kan Salwa sama Atikah, sekarang waktunya buat empat personil yang lain.
Yuk dah, langsung aja. Nggak usah kebanyakan basa-basi.

Annisa Mega Rizkita
Sebenarnya bingung juga sih mau namanya dia yang mana yang dikasih warna merah. Soalnya (setau ku) nggak ada yang manggil dia Annisa. Kalau nggak Ichak ya Chakmeg. Khusus buat anak kamar, kita suka manggil dia machak di grup, singkatan dari Mama Ichak. Why? Ceritanya, di suatu petang yang nggak tau langitnya indah apa nggak dan kamar E baru saja buka puasa (tumben waktu itu kompakan puasa), piring-piring kotor berserakan, bungkus bekas gorengan bertebaran membentuk formasi nggak jelas, dan personil E room lagi prepare buat wudhu, Ichak ngumpulin sampah-sampah tak berguna terus bilang “aku tuh udah kayak mama kalian aja ya.” Spontan aja kita pada ketawa sambil iya-in aja deh apa kata Ichak, haha. Kalau dipikir ada benernya lho, soalnya Ichak suka nyuruh kita buat sholat di atas saat kita mengusulkan sholat di bawah, “udah ayok sholat diatas, nggak papa bikin jama’ah sendiri,” dan kita –entah dia punya charmspeak apa gimana- nurut kata Ichak.

Setelah kejadian pengakuan bahwa Ichak adalah eomma nya kamar E. Kita memasukkan seorang asing nggak dikenal ke grup kamar. Dan chatt pertama orang itu di grup adalah, “ini bukan mimpi kan?”ANAK KAMAR PASTI TAU SIAPA! kemudian dibentuk lah struktur saudara menurut tahun dan bulan lahir. Sebuah kemajuan untuk kerjasama kamar.
Tugas Ichak? Kan tadi udah dijelasin, meski dia bukan tukang nyapu tapi dia bertugas sebagai mama yang bikin dia belajar gimana caranya bersikap dewasa #asekk

Kita pernah ngasih kue ulang tahun ke machak dengan tulisan Cepat kawin, Ma! Sayang, pas machak ulang tahun Atikah malah lagi opname, meskipun gitu, tetep aja atikah dapet Pajak Ultah.
Ichak juga satu-satu nya anak kamar yang jadi anggota inti organisasi resmi, yah, tapi sekarang dia udah keluar sih karena dia merasa keluarga lebih penting dan ngurusi lima anak cewek adalah sesuatu yang merepotkan :D

Zuhrotul Insani
Annyonghaseyo unni Iin :3
Dalam struktur saudara dia jadi anak pertama yang sayang sama adek-adek nya apalagi sama aku, sayang nya tumpeh-tumpeh dah *kedip kedip imut* *jibang*

Btw, shofwa nulis ini dengan pikiran kalau yang baca cuma anak kamar yang udah maklum sama kelakuan aneh nya shofwa #okesip

Sehalaman penuh pun kayaknya belum cukup deh untuk cerita soal uri unni yang satu ini, kalau dipikir, aku lumayan banyak menghabiskan waktu sama Iin. Soalnya dia kan termasuk golongan anak luar jawa yang tiap libur semester satu nggak pernah balik ke rumah jadi yaa liburan bareng di asrama. Berbagi rasa sesama anak rantauan.
Penggemar leader Girls Generation ini  juga bisalah dance ala ala, sapa suruh kamu pamer patahpatah leher sama aku In -_- dan darimana kamu belajar gerakin telinga?! Suka sama main rapper nya EXO. Dia termasuk orang yang bikin aku terseret ke lingkaran tanpa ujung bernama kpop.

Partner setia nya Atikah buat keluar sore sama berangkat sekolah, nggak tau deh kelas 12 besok masih jadi partner kaga. Mudah-mudahan sih masih.
Terus ketawanya, SUMPAH KAMU DAPET DARIMANA KETAWA EVIL  ANGEL  MU ITU?!  Aku bisa lansung bete dengernya (maap Unni T.T) alhamdulillahnya, Iin jarang ketawa kayak gitu. Aku dengernya pun baru beberapa bulan yang lalu, atau telinga ku yang terlalu sensitif? tauk ah.

Aku harus cerita apa lagi? Segini cukup kan? Kebanyakan nulis ntar malah kayak pamer aib orang lagi, astaghfirullah.

Hilma Ariba Romi Subagya
“Shof, ntar sore mau keluar?”
“Ih, tau nggak? Kalau. . . . . .”
YAUDAH HIL YAUDAH, tetep suka gooling dan yellow addict aja deh.

Anak satu ini kalau senyum lebar banget sampe menunjukkan deretan gigi nya. Dan aku jarang liat dia badmood. Semua anak kamar E jarang banget badmood, mungkin yang paling sering badmood tu aku. (i acknowledge it girls)

Suka baca fanfict, kadang mageran, paling malas *tuuut*, dan untuk beberapa hal aku hampir tau apa yang mau dia katakan gegara terlalu sering denger.
Ketua Asrama teladan mungkin? Atau ketua Mentoring yang baik? Haha, emosinya juga standar, santai gitu pas anak kamar lagi misuh-misuh soal pindahan, sifat sosial nya bagus alias gampang deket sama siapa aja. Punya dream catcher warna KUNING yang dibeli pas study tour.
Di kamar, dia yang kemampuan Inggris nya paling bagus padahal kedua orang tua nya mendalami bidang bahasa Arab dan Agama. Hal tersebut masih menjadi misteri jadi nggak usah dibahas.

Impiannya itu, emm, kalau nggak salah masih galau mau ngelanjutin pendidikan ke Psikologi atau HI. Semoga yang terbaik aja deh.

Shofwa Muhimatunnisa
Anak kamar : beresin kamar yok!
Aku : yaudah, kalian aja yang beresin toh daerah kekuasaan ku tetep disini (nunjuk area tumpukan rak piring)
Serius, aku nggak tau sejak kapan menjabat jadi tukang nyupir. Kita nggak punya piket kamar selain mandi pagi. Jadi kalau kamar berantakan, silahkan bagi siapapun yang mau untuk membereskan.
Aku termasuk pihak yang suka bikin rame di grup kamar, suka ngerusuhin Atikah, negur Salwa kalau dia udah berlebihan ngomongin seseorang.


So, itulah kamar E yang -akhirnya- berhasil di deskripsiin meskipun nggak mendetail amat. Misalnya pengen tulisan ini di hapus tinggal bilang aja ya guys. Sekarang kamar E yang masih di asrama tinggal Iin, Salwa, sama Shofwa. Machak udah pulang dari hari Jumat, Atikah Ahad sore, Hilma Senin pagi. Iin hari selasa juga langsung terbang ke Kalimantan, kalau salwa mungkin nunggu Shofwa pulang dulu baru dia pulang. Dan ketika kita balik lagi ke Asrama habis lebaran, kita bukanlah enam anak cewek yang berbagi sebuah ruangan dengan tiga ranjang tingkat dan enam lemari.


Sebagai penutup, nih ada kutipan buat kalian

"Aku benci gadis yang baik, hanya saling menyapa bisa membuatku penasaran, dn saling sms-an bisa membuatku gelisah, jika mereka menelponku, aku akan selalu melihat daftar panggilanku dengan senyuman bodoh, tapi aku sudah tahu, mereka hanya bersikap baik. Jika kau baik padaku, kau juga baik pada yang lain, aku selalu hampir lupa hal itu. Jika kenyataan itu kejam, maka kebohongan itu adalah gadis yang baik." (Hikigaya Hachiman - Oregairu)

Khusus edisi pindahan kamar. Disini aku mau nyeritain tentang anak kamar, kepribadian mereka, rutinitas mereka, hobby, dan tentu saja tulisan ini tanpa persetujuan mereka J hihi. So, buat anak kamar yang baca dan merasa aib nya terbongkar atau nggak terima atau keberatan bilang aja ya, ntar dihapus deh.

Nggak enak kalau cerita tentang penunggu nya tapi tempatnya malah terabaikan. Let me introduce my room, awalnya kamar E merupakan kamar paling pojok deket sama kamar mandi dan tempat cucian. Jadi dalam beberapa kejadian suka ketinggalan, misal pas berangkat sekolah, kalau personilnya lagi males dan berangkatnya agak siangan tau-tau lantai dua udah sepi aja. Berlaku juga buat waktu sholat khususnya di hari-hari puasa sunnah, kita buka puasa, eh, tanpa sadar anak asrama yang lain udah pada pergi ke tempat sholat di lantai tiga dan berujung ke kamar E sholat di kamar :p kalau lagi insyaf dikit paling sholat di lantai tiga tapi bikin jama’ah sendiri gegara udah super telat. 

Terus beberapa hari lalu kan kita pindah kamar. Akhirnya kamar E menempati sebuah kamar dilantai tiga, sampingan sama kamar ustadzah, berada persis di depan tempat sholat. Enak? KAGAK! Soalnya kita nggak bisa telat lagi, hehe, karena kamarnya di bagian barat jadi kalau misalnya telat, siap-siap begitu buka kamar pemandangan yang ada adalah shaf pertama jamaah sholat.
Oh ya, personel kamar E tuh seimbang loh. Tiga anak IPA dan tiga anak IPS. Tiga anak sulung dan tiga anak kedua. Semua personil berasal dari daerah yang berbeda. Dan cuma aku yang asal SMP nya beda sendiri, haha. Serasa makhluk asing gitu nggak sih? –skip

Udah cukup ya perkenalan dari kamar E,sekarang mari kita mendalami para penunggunya. Here we go

 Faikha SALWA Aneira Ainun

“Sal, kasih aku kalimat awal buat tulisannya dong.”
“Salwa adalah anak yang baik,”
Iya wa, aku tau kok kalau kamu baik. Saking baiknya sampai move on aja kaga bisa, wkw. Honestly, aku pengen mendedikasikan tulisan ini buat salwa seorang, karena kemarin dia tiba-tiba down karena sebuah kabar. Hanya saja kemudian aku berpikir, kenapa cuma salwa doang? Kalau sekamar bisa dideskripsiin kenapa nggak?
Rutinitas seorang salwa tuh gampang banget di tebak. Pagi sampai sore sekolah, pulang ke asrama ngantri mandi, sekitar jam lima gitu keluar sama (biasanya) Idul, malemnya belajar, kalau lagi interest sama sebuah drama ya nonton drama TAPI KADANG-KADANG NONTONNYA SAMBIL BAWA BUKU PELAJARAN. Hobby utamanya salwa adalah belajar, everytime is studying, everyday is studying, sampe ada anak kamar yang bilang “wa, aku tuh stress tau liat kamu belajar mulu.” Mungkin bagi salwa, studying like oxygen. Lingkaran kehidupan salwa adalah sekolah-belajar-tidur-sekolah. oh, satu lagi deng. SUKA BANGET NGOMONGIN ABI.

a.bi/no : seseorang yang pernah dekat dan sekarang tinggal dalam kenangan
(dikutip dari kamus kehidupan salwa aneira)

Pengen cerita soal Abi-nya salwa, cuma aku nggak begitu kenal. Sekilas info aja ya, dia adalah alumni yang seantaran sama kakak nya penulis. Dah, gitu aja. Rahasia membuat seorang wanita menjadi wanita.
Pekerjaan resmi salwa sekarang adalah tukang nyapu kamar. Biasanya dia nyapu kalau udah mau tidur atau pagi-pagi sebelum tahajud. Kalau lagi badmood, tugas nyapu kamar digantiin sama sukarelawan alias siapa aja yang mau.
And the last, dia pengen bikin pesawat dan mengidolakan pak Habibie si mantan RI1. Kita doain aja ya semoga kesampaian J

ATIKAH Nur Baity
Apa kabar si penggemar hello kitty yang bulu matanya lentik ini?
Nickname = tik, tiky, tikah, bulin (from dikibulin – tikibulin – bulin)
Aku sih manggilnya “kak” karena dia lebih tua dari aku. Hobby tersembunyinya yang baru aja terbongkar adalah dia SUKA BANGET NYUBIT. Ampun deh kak, karena nggak ada orang yang bisa kamu sukain terus kamu malah suka nyubit? Nyubit tu siapa kak, kenalin dong, cakapar ya?

Nggak tau apakah cewek berkulit cokelat manis ini punya obsesi buat menambah volume berat badannya atau nggak. Soalnya sering amat ngomong tentang betapa bitingnya diri sendiri. Anak cewek sendiri di keluarganya dan anak kedua dari tiga bersaudara.
Pekerjaan resmi? Jadi asisten salwa mungkin. Frekuensi menyapu kamarnya nya lumayan banyak.
Hobby nya yang lain adalah, HAMPIR tiap sore keluar sama eonni Iin. Entah cari makan, ambil uang di ATM, naruh laundry, atau jalan-jalan nggak jelas sambil nyuci mata di toko akik deket perempatan. Bulan lalu, member kamar E yang paling suka ku goda ini habis rawat inap. Btw anyway, sebelum dia rawat inap dia dapat lima kaleng susu bear brand kesukaannya yang sekarang masih dia simpen satu sebagai kenang-kenangan, soalnya yang ngasih dari orang yang, ehm, yang inisialnya, AMPUN KAK JANGAN CUBIT GUE, KAGAK GUE BILANG KOK SIAPA.

Cita-cita nya masih terombang-ambing kayak kapal tanpa kompas. 

Sampai jumpa di E's family part 2 :D byebye *emot melambaikan tangan*
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Bianglala's Author

Shofwa. Manusia yang lebih senang berbicara dalam pikiran, punya kebiasaan bersikap skeptis terhadap sesuatu yang dianggap tidak masuk akal, jatuh cinta dengan makna nama yang dimiliki: keikhlasan dalam cinta.

My Post

  • ►  2025 (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2024 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November (2)
    • ►  September (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (36)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (28)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (18)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2017 (41)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (13)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (13)
  • ►  2016 (21)
    • ►  Desember (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2015 (33)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ▼  Juni (6)
      • Ula's Day
      • ABATE ikut meramaikan Rukhyatul Hilal
      • Berburu Hilal
      • Nova Jual Karpet Berkualitas
      • Teman adalah hadiah yang kita berikan ke diri send...
      • Ew, ZEIRA (E's Family part 1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (8)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Bianglala. Designed by OddThemes