Riak Ragu

Banyak banget keraguan yang aku hadapi selama beberapa bulan terakhir, keraguan kecil keraguan besar keraguan jamak keraguan tunggal. Apakah adaptasi memang diselimuti oleh ragu? Dan bila memang benar, apa iyaaa harus datang bertubi-tubi? Bertumpuk-tumpuk? Belum selesai mengenyahkan satu ragu, muncul ragu yang lain, hadeh.

Lantas kucari serpihan-serpihan perhatian di dunia maya, mencari tanda-tanda kasih sayang yang mungkin berwujud pesan anonim, cuitan singkat, kiriman lagu, atau sebentuk potret dengan sinyal tertentu. Pencarian yang berakhir nihil.

Adalah harap yang terus membuatku untuk tidak berhenti mencari. Harapan agar bahagia, harapan akan kehidupan yang jauh dari bising isi kepala, harapan untuk hadapi segala keterasingan dengan tegar, harapan mendapatkan apa yang diinginkan.

Di sela-sela patah oleh masalah, kecewa oleh manusia, dan capai oleh asumsi. Tetap tertambat secara kokoh impian mencapai kedamaian. Kapanpun. Selalu.


0 komentar