Cerita Idul Adha 1439 H

Kalau saat Idul Fitri, BTN Entertainment menampung dua manusia yang tidak mudik bernama Khorunnisa Afifah dan Rifqoh Ainil Mardhiyah.

Maka, untuk Idul Adha kali ini, BTN Entertainment berkesempatan untuk menerima penghuni baru yang masuk ke dalam jajaran tetua bernama Nurul Muna Annazhifah (yang mana merupakan kakak kandungku, memang konspirasi semesta wkwk) dan juga seorang tamu dari kontrakan sebelah karena dia ditinggal temen kontrakannya yang pada KKN bernama Syahidah Karimah Fiddini.

Aisyah - Putri - Shofwa - Muna - Ula - Dini


Pagi hari, begitu melihat Putri menyetrika gamis dengan warna navy-pink dan kerudung segi empat berbahan satin warna pink, aku langsung bikin pengumuman, "hari ini dresscode nya biru dongker atau pinkeu yaaaa."

Alhamdulillah pada nurut.

Kami siap-siap dengan pakaian rapi padahal masih nggak tau mau sholat Idul Adha di mana, masih bingung kalau di Sumbawa masyarakatnya pada sholat di mana. Berangkat dari BTN Entertainment tuh sekitar jam tujuh kurang sepuluh menit sambil membawa karpetnya Umai untuk antisipasi kalau nggak dapet space sholat yang disediakan oleh panitia pelaksana.

Ujung-ujungnya kami sholat di masjid dekat kontrakan wkwk. Udah rempong bawa karpet tapi malah nggak berguna, karpetnya diampirin begitu saja di motor.

Sebelum sholat dimulai, para jama'ah diberitahu mengenai tata cara pelaksanaan sholat hari Raya. Berapa rakaat, berapa kali takbir, jeda dari satu takbir ke takbir selanjutnya harus baca apa. Kayaknya baru kali ini aku sholat hari raya yang ada pemberitahuan seperti itu deh. Sepele memang, namun bisa menyegarkan ingatan orang-orang karena sholat hari raya kan cuma dua kali setahun, mengedukasi juga untuk orang-orang yang belum tahu tapi nggak tahu mau nanya kemana.

Sunnahnya Idul Adha kan berpuasa dari shubuh hingga selesai sholat hari Raya. Makanya, aku ke masjid sambil bawa air mineral dan sebungkus ciki yang baru dilahap ketika khutbah sudah selesai karena keliatan kurang sopan makan ciki sambil dengerin khutbah. Kami semua juga ketemu sama adek tingkat! Memang sih wilayah PPN-BTN tuh semakin lama semakin banyak dihuni oleh mahasiswa UTS.

(belum tahu apa itu PPN-BTN? Baca tulisanku tentang Idul Fitri kemarin deh, ada penjelasannya)

Setelah menghabiskan sebungkus ciki, kami balik ke BTN Entertainment menyiapkan sarapan yang bahan bakunya disponsori oleh Putri.

Putri itu salah satu trainee BTN Entertainment yang punya alergi pada daging sapi. Kulitnya bisa bentol dan memerah kalau makan daging sapi, tapi dia malah berinisiatif untuk menyiapkan sarapan Rendang buat penghuni BTN Ent, bahkan dia membeli bahan baku di malam sebelum Idul Adha.

Kalian kalau naksir Putri, nggak bakal nyesel semisal berhasil mendapatkan hatinya. Orangnya perhatian banget, kalian bakal diperhatiin teruuus, makan pun terjamin.

#ObralTemenSendiri

Makan terjamin, kandungan gizi dari makanan tersebut yang tidak bisa diprediksi wkwk.


Setelah menghabiskan lima bungkus Rendang, kami semua nggak tahu harus ngapain lagi jadi pada mendekam di kamar masing-masing. Nggak lama kemudian, ada salam yang terdengar dari luar.

"Assalamualaikum, Neny? Neny..."

Ternyata bibi Ros, bibi pemilik warung yang biasanya kita datangi buat ngisi air galon. Manggil Neny karena emang kak Neny yang paling deket sama bibi Ros padahal kak Neny sedang tidak berada di BTN Ent karena lagi KKN, beliau datang untuk memberikan sekresek daging sapi.

Alhamdulillah♡

Menjelang siang, setengah dari penghuni BTN Ent pada terlelap pulas. Bahasa halusnya sih mereka qailullah (biar ada kesan sunnahnya gituuu:3), tapi mereka tidur mayan lamaa sampai pada nggak denger ada yang datang lagi ke BTN Ent sembari mengucapkan salam.

Suara cowok.

Ketika Aisyah keluar buat ngecek, ternyata ada laki-laki yang datang buat ngasih daging.

Nggak nyangka sama sekali bakalan dapat kiriman daging, soalnya penghuni BTN Entertaiment tuh jarang banget bersosialisasi dengan warga sekitar gara-gara terlalu sibuk mendalami peran sebagai mahasiswa dengan tumpukan tugas dan padatnya jadwal kuliah.

#eyak #pencitraan



Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk mengolah daging dari bibi Ros menjadi Coto Makassar dan daging dari laki-laki nggak dikenal menjadi Tongseng.

PJ Coto Makassar: chef Dini
PJ Tongseng: Putri

Alhasil ba'da dhuhur Ula sama Dini pergi ke pasar untuk belanja bumbu masak, Putri juga mulai riweuh motong daging. Kirain daging yang dari laki-laki nggak dikenal tuh daging kambing, makanya mau bikin Tongseng dan PJ-nya Putri karena dia bisa makan daging kambing. Ternyata pas lagi dipotong, semua daging yang kami terima tuh daging sapi.

Rada nggak tega sih sama Putri. Udah alergi daging sapi, kudu motongin dagingnya jadi dadu, bantu-bantu nyiapin bumbu, terus ujung-ujungnya nggak bisa makan.

Yang menjadi chef untuk masak-masak daging adalah Dini~ status dia tamu di BTN Entertainmet tapi malah harus direpotkan dengan membuat hidangan untuk makan malam. Emang sih, perlakukan agensi kami terhadap tamu itu antimainstream. Tamu-tamu BTN Entertainment itu kadang ada yang dijamu layaknya raja, ada yang dibully, ada yang disambut dengan gembira, ada yang diteriakin ketika baru dateng, pokoknya banyak macamnya.

Gimana ya, BTN Entertainment diisi oleh orang-orang dengan karakter khasnya masing-masing, dan itulah yang membuat BTN Entertainment ada.

Kompor mulai dinyalakan ba'da Ashar, hidangan pertama yang dibuat adalah Coto Makassar

Menjelang maghrib, terdengar suara motor yang familiar masuk ke parkiran kontrakan.

Ternyata kak Neny datang bersama Yeoboo (dan satu buah Semangka!)

"Assalamualaikum."

Baru juga kak Neny turun dari motor, ada ibu-ibu yang datang. Aku nggak liat rupanya, tapi kata kak Neny itu ibu-ibu yang tinggal di belakang rumah, datang buat ngasih daging sapi (lagi)

Alhamdulillah 'alaa kulli hal

Padahal masakan kami baru aja jadi, dan udah dapet kiriman daging lagi.


Meskipun santapan berat pertama kami di hari raya itu gizinya sangat dipertanyakan meskipun yang kami santap itu Rendang, alhamdulillah Idul Adha pada tahun ini ditutup dengan makan malam menggunakan Coto Makassar dan Tongseng, serta ditemani oleh kerupuk.

Parah sih, nggak bisa berhenti ngomong 'alhamdulillah' nih karena seseneng itu bisa makan daging di hari raya.

One more deh,

Alhamdulillah 'alla kulli hal atas segala nikmat tidak terduga pada hari ini.

Eid Mubarak buat semuanyaaa.

salam,
shofwamn

0 komentar