Kehilangan Seni Menikmati Hidup karena Satu Hal

Harus banget ya pemilik blog tau jumlah viewers blog nya sendiri?

IYALAH! HARUS!!!

Sebagai pribadi yang  menulis di blog hanya untuk kesenangan semata membuat ku kadang keluar jalur dalam menulis draft yang kelak akan berubah menjadi sebuah postingan. Aku suka melupakan tanda baca, ke-eye catching-an, serta mengabaikan tata bahasa apalagi keharmonisan kata. Kalau nulis gak jelas mau nulis apa, sampai minta maaf karena tulisannya terlalu nggak jelas. Sempet juga tuh bikin QnA Monolog karena terlalu nggak kreatif. Keburukan skill menulis tersebut bisa kalian temukan kalau membaca postinga postingan awal ketika blog ini baru saja di buat.

Aku sih nggak merekomendasikannnya ya..

Soalnya aku juga nggak pernah lagi baca tulisan yang jarak antar paragraf nya aja nggak ada.

Lagipula, apa faedah nya tau jumlah viewers. Gak, aku mau bahas tentang viewers dulu sebelum aku kembali fokus tentang judul postingan ini. Aku harus tau kenapa jumlah viewers kudu ditampilkan.

Seperti aku harus berpikir macam-macam sebelum nulis. Ntar kalau readers gak suka gimana, atau aku salah make kata yang bikin aku terlihat negatif. Padahal orangnya mah cinta dalam kepositif-an.

Agak tertohok waktu ingat salah satu kalimat yang pernah aku tulis,

"Meskipun mau UN, aku gak mau meninggalkan blog ku tak terurus dan berdebuuu. Sekali cinta tetep cinta. Sekali peduli harus peduli."

Kenyataannya udah lima pekan aku nggak menulis dan memposting sesuatu di blog ku ini, bahkan mengnjunginya pun tidak. Kalau blog adalah sebuah buku, berarti wujudnya berupa buku yang penuh dengan debu dan usang. Lima pekan membiarkan blog tanpa di sentuh gak bikin kebiasaan menulis ku hilang sih karena aku sempat beberapa kali menambah isi Tumblr ku dengan tulisan-tulisan ngawur.

Balik ke masalah viewers, setelah lima pekan semi-hiatus. Aku akhirnya nyalain Kai untuk kembali aktif mengisi blog. Dan saat ngelirik di angka viewers nya

EH

BENERAN NIH?

KOK BISAA??!!!

KENAPAAA?????

Kenapa gitu postingan "How Deep is Your Love" bisa sebanyak itu.

HAH!!

Emang sih ceritanya bagus, bikin aku baper waktu ngerjain soal TO Bahasa Inggris.

CUMA GAK GITU JUGA KALI!

Jadi akhirnya aku ngambil kesimpulan bahwa masih banyak manusia yang menyukai tulisan berbau cinta. Dan angka yang nongol bikin aku tersadar, apa kalian -para readers- emang suka sama postingan berbau cinta?

Siapa tau readers-nya Bianglala malah manusia rajin belajar serta pekerja keras yang tidak pernah berpikiran tentang rasa yang nyusahin itu.

Penyebab semi-hiatus ku di ranah dunia maya selama lima pekan terakhir cuma gara-gara aku sadar kalau ternyata persiapanku menghadapi UN belum matang. Apalagi ada gangguan bernama DOTS yang harus aku lawan, akhirnya setelah sekitar dua pekan mem-fokuskan diri untuk tumpukan kertas soal serta buku Detik-detik, bisa lah dibilang sel-sel syaraf ku mengalami perkembangan sedikit dalam memahami pelajaran. Dan UN PBT udah kelar, hanya tiga hari. Satu hari dua mata pelajaran. Karena keseringan TO jadi aku nggak merasa degdegan (baca : tetap jawab ngawur kalau gak tau jawabannya) tapi persis ketika bell tanda waktu selesai di pelajaran Fisika berdering, persis saat aku keluar ruangan. Aku malah degdegan, gak tau kenapa, mungkin karena itu hari terakhir aku bisa melihat dia yang namanya gak boleh disebut #SIAPA #NGAYAL

WKWKWKWKWKWK....

Aku udah memikirkan ide postingan ini sejak lama, bahkan di tengah menjaab soal UN pun aku masih mikir. Aku memang rindu sama Bianglala. Tapi aku lebih merindukan mu sih.
#SIAPA #NGAYALAJATERUS

Hasil perenungan yang sebetulnya agak nggak nyaman di share, karena aku nggak terlalu suka bersifat "menggurui." kalau nggak salah di salah satu postingan aku pernah bilang aku selalu jadi "pengamat." Maka dari itu kebanyakan pemikiran ku hanya ku simpan di organ bernama otak yang aku punya. Pemikiran yang dibuat untuk diri sendiri, mungkin tidak semuanya menghasilkan hal baik, ada beberapa pemikiran yang merujuk ke hal buruk juga.

Aku jaraaaaang banget baca buku-buku motivasi, hampir di tingkat gak suka. Apalagi yang isinya bosenin dan pakai kata baku (BYE!). Masalahnya karena aku benci di sugesti sama buku-buku tersebut yang isinya bikin merenung. Perenungan yang cuma bertahan sebentar dan akan hilang setelah aku menutup buku. Buku motivasi adalah jenis buku yang sekarang masih ku hindari. Meskipun aku lebih gak suka sama muhasabah yang bikin pesertanya nangis. Makanya aku lebih mempercayai. menghayati, dan mendalami hasil perenungan ku sendiri. Selain nyaman, aku juga bisa merenung sesuai dengan kondisi yang sedang dialami.

Hal ini sebenarnya super simpel, banyak banget kalimat bijak yang nyuruh kita untuk melakukan hal ini, rahasia umum yang terlupakan, tindakan mulia namun banyak orang yang tidak melakukannya

BERSYUKUR

Aku benar kan? Apa kalian bersyukur tiap hari? Atau hanya ketika takdir baik sedang menghampiri?

Bersyukur untuk semua hal yang menghampiri kita. Kadang kita lupa bersyukur sesimpel mengucapkan hamdalah ketika hal baik datang, dan mungkin kita tidak langsung bersyukur saat sebuah hal buruk datang, tapi pasti kita akan bersyukur untuk hal buruk juga, meskipun itu terjadi esok lusa.

Kita? Gawat, sekarang aku jadi bersikap menggurui kan.

Bersyukur bikin aku nggak gampang marah, aneh? gak kok. Misalnya seorang teman merusak kan sebuah barang, aku bakal mikir "Oh, alhamdulillah nggak rusak total jadi masih bisa dipakai." jadi aku cuma senyum sambil bilang, "gak papa, santai aja lah."

Karena aku tau betapa nggak enak nya merasakan perasaan bersalah.

Bersyukur bikin aku sabar, sabar menghadapi hal hal bernama masalah yang aku simpan sendiri.

Memendam masalah memang gak baik, lebih nggak baik kalau menyebarkan masalah yang berujung ke menyebarkan aib temen sendiri.

Yang satu itu masih dalam proses, karena sepertinya aku udah bikin sebuah kesalahan:') dan tentu saja ini menyangkut pengalaman paling buruk yang pernah aku alami.

Bersyukur bikin aku sabar, mereka bilang kita harus memiliki kesabaran sebanyak mungkin. Namun bisakah sabar diraih tanpa bersyukur. Mereka adalah satu kesatuan yang saling menguatkan satu sama lain.

Sabar menunggu jodoh, bersyukur memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.

hehehehehe.

Bersyukur bikin aku gak kekurangan apa pun, bersyukur untuk merasa cukup dengan yang di punya.

Bersyukur juga bikin aku gak stress, untuk hal-hal yang mungkin terlihat sebagai kekurangan ku. Tapi aku kadang lupa sama yang satu ini. Cewek selalu sensitif kalau membahas berat dan tinggi badan, aku sangat paham sama ini, aku bingung ini gimana nulis nya, haha.  Maksud aku, coba deh bayangin, mikir bentar aja,

Anggota tubuh mu berfungsi dengan baik? IQ mu rata-rata? Kamu gak ngidap syndrom apapun kan?

Lalu, kenapa kamu harus mempermasalahkan tinggi dan berat yang cuma belum sesuai dengan keinginanmu?

Paling sebel sama orang yang ngeluh gendut tapi dia lebih kurus dari aku. Minta dibantai apa gimana nih?

Bingung sama orang kurus yang ngeluh gak gendut-gendut juga, ntar sekalinya gendut terus kelewatan terus ngeluh pengen kembali kurus. Awas aja kalau ini terjadi.

Orang-orang yang lupa bersyukur sama badan yang kalian punya, baca baik-baik, sesungguhnya kamu perlu melihat dari sudut pandang orang lain sebelum berkeluh kesah. Kamu perlu melihat dari sudut pandang orang yang tuli, buta, pincang, atau orang-orang yang menurut kamu kondisi nya lebih buruk.

Kamu gak bisa menikmati hidup yang singkat ini jika menghabiskan waktu untuk mengabaikan hal baik yang kamu punya.

Bagaimana mungkin kamu bisa menikmati hidupmu jika bersyukur untuk hal kecil saja tidak bisa.

Hidup kamu gak akan sempurna kalau kamu terus mengejar apa yang belum kamu punya.

Source : my Tumblr
Bersyukur

Hal kecil yang terlupakan, namun merupakan yang terpenting.

Mulailah sering bersyukur teman.

Bersama-sama membiasakan diri.

Aku, kamu, dia, kita semua.



Salam bersiap untuk perubahan
shofwamn

0 komentar