Ngomongin MBTI

Ketertarikanku terhadap salah satu teori kepribadian udah ada jauh sebelum aku menempuh pendidikan di program studi psikologi.

Well, nggak jauh-jauh banget sih. Sekitaran pertengahan SMA gitu lah.

Keinginan untuk menulis tentang kepribadian di bianglala pun sering muncul-tenggelam. Ketika keinginan itu muncul, aku langsung semangat nyari referensi agar tulisanku tidak hanya berisi omong kosong dengan kalimat-kalimat tanpa arti. Kemudian karena terlalu banyak input ilmu yang aku terima selama melakukan pencarian referensi, semangatku malah surut. “Bentaaar, ternyata gue masih nggak terlalu paham tentang teori kepribadian. Kok yang ini bisa dianggap begini? Kok yang itu bisa dianggap begitu? Apakah dunia ini memang penuh dengan konspirasi, kritik, dan debat?”

Wkwkwkwk

#ngaco

Sebenernya mengenai teori kepribadian, mengingat psikologi memiliki beberapa aliran tersendiri sehingga memang bener-bener nggak semua teori bisa dipukul rata. Misal lo percaya teori A, tapi bagi orang lain, teori A itu udah nggak relevan untuk dirinya sendiri, atau bahkan orang lain menolak keberadaan teori A.

Beberapa teori kadang tidak bisa diterima secara personal. Dan itu bukanlah sesuatu yang aneh.

Saat masih kuliah dan sedang mengikuti kegiatan #SewinduILMPI, aku sempat kaget ketika ada stand tes kepribadian. Secara pribadi, aku menyangsikan hasil dari tes kepribadian yang hanya dilaksanakan alakadarnya. Sekarang tuh akses untuk melakukan test kepribadian udah mudah banget karena emang tersebar secara luas di internet. Apalagi test ala-ala yang sering banget aku liat di facebook.

Makanya aku suka menyangsikan hasil dari test yang sumbernya tidak bisa dipercaya, contohnya  ketika ada salah satu organisasi di kampus yang sedang melakukan open rekrutmen kepengurusan dan mewajibkan calon pendaftar melampirkan hasil dari test dari salah satu website, aku tu kayak “he? Apa nich? Kenapa harus test di website ini? trusted kaga nih?”

Kalau untuk sekedar ingin tau dan menuntaskan rasa penasaran, ya gapapa nyoba-nyoba ikut test yang begitu, tapi kalau mau diinterpretasikan dengan serius, jangan sembarangan.

Bukan berarti tidak ada website yang terpercaya.

Balik lagi ke kegiatan #SewinduILMPI. Setau aku, stand tes kepribadian yang ada di kegiatan tersebut merupakan test MBTI. Test yang mengelompokkan kepribadian ke dalam 16 jenis. MBTI ini adalah jenis kepribadian yang menarik perhatianku ketika SMA.

Aku sedang memegang selembar kertas test dan berniat mengisinya sembari duduk di samping temenku yang sedang melakukan sesi konseling dengan salah satu peserta kegiatan. Sebenernya aku pun nggak percaya dengan hasil MBTI yang hanya didasarkan dengan selembar kertas semata. Karena lembar kertas itu hanya berisi pilihan-pilihan yang tidak terlalu rinci. 

Baru juga mau ngisi kertasnya ketika ada seseorang yang aku kenal datang bersama temannya lalu ikutan duduk di dekat aku.

"Itu apa?" tanya kenalanku sembari menunjuk kertas yang aku pegang.

"Test kepribadian."

"Oh ya? Itu fungsi test nya apa? Kegunaannya apa?" Temennya kenalanku ikut bertanya.

"Namanya MBTI, ntar bisa tahu tipe kepribadian kita yang terdiri dari empat huruf. Ekstrovert-Introvert juga bisa ketahuan pake test ini."

Mereka berdua merespon jawabanku dengan pasif, aku curiga kenalanku dan temannya nggak tau mengenai kepribadian MBTI. Padahal kenalanku ini juga belajar psikologi.

"Aku punya alat test yang lebih simpel." Alih-alih membahas jawabanku mengenai MBTI, temennya kenalanku yang merupakan mbak mbak berhijab  malah membahas hal lain.

"Test apa kak?" tanyaku penasaran,

"Nih liat," ujar mbak tersebut sembari menunjukkan layar handphonenya yang sedang membuka aplikasi microsoft excel, "nama testnya DISC, jadi tuh lewat test ini kita bisa tahu kecenderungan skill kita di mana. Kelebihan dan kekurangan kita. Pekerjaan yang cocok dengan kita".

Yah.

Yaaaah.

Yaelaaaaaaaaaah.

Ternyata DISC toh.

"Itu cara ngitungnya gimana kak?" tanyaku iseng.

Dan mbak-mbaknya hanya tersenyum sok rahasia.

Yaelah mbak. Saya juga tau kali kalau ngitung DISC tuh ada softwarenya sendiri.

Yaelah mbak, mereka ini (MBTI & DISC) walaupun sama-sama bernama 'test kepribadian', tapi output dan tujuannya berbedaaa😂

Otapi ku diem saja, tidak nyolot atau malah berusaha memberi tahu. Pamali ngelawan omongan orang yang lebih tua dan nggak dikenal.

Percuma juga sih, daripada ngasih first impress yang gak bagus wkwk.


Atas nama sopan santun, aku merespon info yang diberikan oleh mbaknya dengan kalimat, "saya pernah belajar DISC di kelas Analisa Jabatan.”

Langsung disahutin sama kenalanku, "kamu belajar DISC? Siapa yang ngajar?"

"bu Ivon."

"hah? Bu Ivon? Siapa sih beliau itu? Beliau bukan psikolooog. Beliau lulusan magister peternakan. Alat test itu kan yang berhak mengeluarkan ya psikolog."

WOW. PLEASE LOOK AT THE MIRROR FERGUSO. WHO YOU ARE, SO YOU CAN SAY SOMETHING UNRESPECTFUL LIKE THAT?!

Serta merta aku nggak terima dong ya. Gayanya saat mengucapkan hal tersebut seperti dia adalah calon psikolog profesional yang akan bangga dengan titel psikolognya😒 heuh.

Ibu Ivon Arisansti S. Pt, M. M emang nggak memiliki gelar dalam ilmu psikologi, namun beliau sudah tersertifikasi dengan Certified Professional Human Resources Management (CPHRM). Seseorang baru bisa mengambil sertifikasi CPHRM ketika sudah bekerja selama minimal lima tahun di sebuah perusahaan. Menurutku, dilihat dari track record beliau sebelum jadi dosen, beliau sudah lebih dari layak untuk mengajar kelas Analisa Jabatan dan mentransfer ilmu mengenai DISC. Oh ya, dan beliau tidak mengeluarkan alat test, beliau hanya mentransfer pengetahuan.

Jadi wahai Ferguso, bagaimana mungkin anda mengatakan sesuatu seperti “siapa sih beliau itu? seorang sarjana peternakan, Alat test itu kan yang berhak mengeluarkan ya psikolog,” di saat anda tidak paham apa itu DISC?

DISC tuh apa sih?

Test DISC (Dominance, Influence, Steadiness, and Conscientiousness) lebih sering digunakan di perusahaan-perusahaan untuk mengetahui karakter kerja para karyawannya. Output dari test ini lebih relevan digunakan sebagai acuan dalam lingkup lingkungan kerja. Interpretasi dari test DISC menggunakan software sehingga bisa meminimalisir terjadinya manipulasi jawaban dari para pegawai.

Sedangkan MBTI... oke, kita akan membahas MBTI.

disclaimer: tulisan ini disusun dengan mengambil sumber dari internet.


Apa sih MBTI itu?

Carl Gustav Jung dalam teori kepribadiannya mengenalkan istilah Ekstrovert dan Introvert. Dua istilah yang aku rasa sangat popular di kalangan umat manusia, namun kesalahpahaman akan pengertian dua istilah itu pun masih sering terjadi.

"Aku gak bisa ngomong di depan orang banyak, aku kan introvert!"

"Kamu ekstrovert ya? Gampang banget bergaul sama orang lain, temen-temenmu juga banyak."

“Aku bisa bergaul sama banyak orang, tapi aku juga suka mendekam diri di kamar menjadi manusia Goa. Berarti aku ambivert!”

Ahelah bambang, bukan gitu konsepnya.

MBTI merupakan singkatan dari Myers-Birggs Type Indicator. MBTI dikembangkan oleh Ibu Katherine Cook Briss dan puterinya, mbak Isabel Briggs Myers sejak Perang Dunia II dan dipublikasikan untuk pertamakalinya pada tahun 1962. Pasangan ibu-anak ini melakukan observasi dengan mengacu pada teori kepribadian yang dikeluarkan oleh Carl Gustav Jung.

Di psikologi, terdapat banyak sekali teori-teori mengenai kepribadian. Ada teori yang saling mendukung, saling melengkapi, atau saling mengkritisi. Tapi kita di sini tidak akan membahas mengenai sekian banyak teori kepribadian tersebut (soalnya aku gatau) (wkwk), kita hanya akan membahas tentang teori kepribadian milik bapak Carl Gustav Jung.

Kita? Eh, maksudnya aku~

Dalam tipologi kepribadiannya, sebenernya Jung merumuskan empat dimensi yang menjelaskan kepribadian manusia. Tapi karena aku ingin membahas dasar dari MBTI, jadi sepertinya aku tidak akan terlalu terpaku dengan empat dimensi Jung.

Unsur kepribadian dibagi menjadi; sikap dan fungsi.

Sikap dibagi menjadi dua dan pasti kalian udah sering banget dengar, yaitu Ekstrovert dan Introvert.

Sedangkan fungsi di sini maksudnya merupakan fungsi kognitif milik seorang individu. Nah, fungsi dalam Tipologi Jung terbagi menjadi empat;

1.      F = Feeling
2.      S = Sensing
3.      I = Intuition
4.      T = Thinking

Empat fungsi di atas dimiliki oleh setiap manusia, dan istimewanya adalah setiap manusia memiliki fungsi-fungsi tersebut dengan nilai introvert dan ekstrovert.

Bingung?

Misalnya Feeling, tiap manusia tu punya poin Introverted Feeling (Fi) dan Ekstraverted Feeling (Fe).

Begitu juga dengan tiga fungsi lainnya, masing-masing punya poin Introverted dan Ekstraverted sehingga total fungsi yang dimiliki oleh manusia jumlahnya delapan yang dikenal juga sebagai fungsi kognitif.

Semua poin tersebut dimiliki oleh setiap manusia, hampir tanpa terkecuali.

Berdasarkan hal tersebut, setelah mengobservasi dimensi-dimensi kepribadian milik Jung, ibu Kathrene dan putrinya mengombinasikan sikap dan fungsi kognitif Jung sehingga terbentuklah 16 tipe kerpibadian yang dikenal dengan MBTI.


Tiap kepribadian ini memiliki rumus kognitifnya sendiri, tadi aku udah bilang kalau tiap manusia punya 8 poin fungsi kognitif, kan. Nah, dalam satu kepribadian, delapan poin fungsi tersebut terbagi menjadi: 4 fungsi sintetik dan 4 fungsi shadow.

Yang perlu diperhatikan itu fungsi sintetiknya, apalagi kalau masih baru belajar MBTI, mending fokus aja sama fungsi sintetik kalian karena peran dari fungsi shadow ini ndak terlalu nampak. Fungsi shadow ini ada, tapi seperti tidak ada karena kayak yang nggak kerasa banget keberadaannya.

Jadi mari kita fokus ke fungsi sintetik milik tiap-tiap kepribadian. Sebenarnya kalau kalian mau googling, kalian bisa temukan dengan mudah soalnya emang udah banyak banget pihak yang membahas tentang MBTI.

So, here it is:

ESTJ - Te>Si>Ne>Fi
ISTJ - Si>Te>Fi>Ne
ESFJ - Fe>Si>Ne>Ti
ISFJ - Si>Fe>Ti>Ne

ESTP - Se>Ti>Fe>Ni
ISTP - Ti>Se>Ni>Fe
ESFP - Se>Fi>Te>Ni
ISFP - Fi>Se>Ni>Te

ENFJ - Fe>Ni>Se>Ti
INFJ - Ni>Fe>Ti>Se
ENFP - Ne>Fi>Te>Si
INFP - Fi>Ne>Si>Te

ENTJ - Te>Ni>Se>Fi
INTJ - Ni>Te>Fi>Se
ENTP - Ne>Ti>Fe>Si
INTP - Ti>Ne>Si>Fe

Kalau kalian perhatikan, perbandingan introverted dan ekstraverted dalam satu tipe terbagi seimbang. Satu tipe kepribadian memiliki dua fungsi kognitif dengan nilai Ekstraverted, dan dua fungsi kognitif dengan nilai Introverted.

Sejauh ini aku belum menemukan tempat test MBTI secara offline, di program studiku saat sarjana pun aku tidak pernah mendapatkan ilmu mengenai MBTI. Semua yang aku tulis di postingan ini murni berdasarkan dari yang aku dapatkan di internet. Lagipula beberapa waktu lalu aku menemukan perdebatan di ranah twitter mengenai apakah MBTI itu pseudosains atau bukan.

Pseudosains? Apaan tuh?
Pseudosains atau Ilmu Semu adalah sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah tetapi tidak mengikuti metode ilmiah.

Aku emang nggak pernah percaya sama test kepribadian bodong di internet ataupun website tidak jelas, apalagi setelah mengetahui bahwa MBTI merupakan pseudosains (yeah, aku di pihak MBTO adalah pseudosains). Namun aku punya rekomendasi dua tempat test MBTI secara online yang bisa kalian jadikan pilihan jika kalian ingin mengetahui tipe kepribadian kalian.



2.      16personalities (Indonesia atau Inggris)


Secara pribadi, aku lebih suka (dan merekomendasikan) hasil dari keys2cognition karena skor untuk setiap fungsi kognitif juga dijabarkan. Kelemahannya adalah test ini tersedia dalam bahasa Inggris dan mengisinya perlu kehati-hatian untuk meminimalisir subjektivitas. Dalam satu tipe setidaknya ada 2 tipe lain yang 'mirip,' Jadi misalkan kamu dapat hasil INFP, bila merasa tipe itu "bukan gue banget," maka bisa jadi tipe kamu adalah ENFP atau ISFP. 

Lantas, apakah MBTI seseorang dapat berubah?

Bisa.

Karena manusia adalah makhluk dinamis yang mengalami perubahan.

Tapi untuk mengubah tipe MBTI seseorang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, butuh cukup banyak waktu dan intesitas kegiatan yang berbeda secara konstan untuk bisa mengalami perubahan tipe. Kalau kamu dapat INFP terus besok atau minggu depan test lagi lantas dapat tipe ESTJ, maka jawabannya cuma dua:
1. Kamu belum cukup baik mengenal dirimu sendiri.
2. Salah ngisi kuesioner karena nggak ngerti sama pernyataannya.

Satu hal yang menarik dari MBTI adalah meski ada dua orang dengan tipe MBTI yang sama, bukan berarti kepribadian kedua orang itu bakalan plek ketiplek 100% sama dan bisa saling mengerti satu sama lain, karena skor dari tiap fungsi kognitifnya pasti berbeda. 

Jadi, apa tipe MBTI mu?
-------------------------------------------------------------------------------------------
regards,
shofwamn

p.s: semua gambar diambil dari pinterest

0 komentar