BTS Pemotretan BTS [part 2] : Cewek-cewek Rempong

Ada waktu dimana terkadang aku iri sama cowok. Misalnya kalau mau jalan-jalan, pakaian cowok kan simple banget. Tinggal pake jeans dipadu kemeja aja udah cakep. Beda sama cewek yang kalau mau pergi aja suka rusuh nentuin pake baju apa, rok warna apa, kerudungnya gimana, kaos kaki nya ada atau nggak. Belum lagi kalau ditambah bawa tas, ujung-ujungnya sibuk sendiri dan paling perlu sekitar 15-30 menit sebelum benar-benar siap buat pergi.

Bikin sebel juga kalau mau pulang kampung, bawa koper yang beratnya sama kayak kapasitas bagasi tapi bajunya cuma berapa stel. Yakali satu stel aja udah baju+kerudung+rok+celana lapis. Terus tambahan ciput, kaos kaki, deker, manset, halah ribet MasyaAdalah pacarnya om Eja.

Memang sudah kodratnya kali ya. Karena cewek memiliki sembilan nafsu dan satu akal jadi secara nggak langsung bikin cewek lebih memperhatikan penampilan daripada cowok yang punya sembilan akal dan satu nafsu. Biar dibilang cantik, anggun, lucu, modis, nggak jemuran, dan lain lain.

Yah, selain memperhatikan penampilan serta hobi ngobrol hal nggak penting. Cewek juga punya kegiatan membuang-buang waktu misalnya membuat foto-foto dengan pose yang kebanyakan nggak jelas.

Bentar,





INI KENAPA KESANNYA GUE NGERENDAHIN CEWEK SIH?!
#yha #gak #sadar #diri



Maafkan diri ini yang hanya sebutir pasir dibanding luasnya angkasa raya.

Tapi menurutku cewek memang makhluk rempong sih. Udah, akuin ajalah. Aku gak punya saudara cowok jadinya aku tak tahu kabar yang berembus bahwa cowok itu simple udah sesuai dengan fakta ataukah hanya kabar burung semata.

Waktu Pemotretan dua pekan lalu, begitu kita (KLASIK-red) turun dari mobil yang mengantar kita hingga sampai di Gumuk Pasir para panitia langsung menggelar tikar. Jadi di deket Gumuk ada kayak semacam kios yang menyediakan aneka makanan-minuman, persewaan tikar, persewaan papan luncur, serta ruang ganti untuk pemotretan model/pre wedd. Aku baru tau Gumuk suka dibuat spot pemotretan kayak gitu, sekilas aku lihat ruang ganti yang disediakan terlihat sangat, umm, tidak memadai? Lagipula kita juga nggak perlu ruang ganti.

Awalnya semua personil masih ngadem di semacam teras kios tersebut, ternyata mas-mas fotografernya udah nyampe duluan. Mungkin udah nunggu lama soalnya janjian mulainya jam 9 sedangkan kita nyampenya jam 11 makanya kelompok 1 langsung disuruh siap-siap untuk difoto.

Yearbook kali ini, KLASIK dibagi jadi 7 kelompok yang adegan dari kelompok satu hingga tujuh membentuk sebuah cerita.

[Klik untuk baca cerita tema yearbook KLASIK di part 1]

Kebetulan aku dapet kelompok empat jadi masih bisa jalan-jalan dulu menjelajahi gumuk sembari menunggu waktu pemotretan. Aku, Ula, sama Maya langsung nyari pohon buat dijadiin spot foto karena ceritanya kita lagi istirahat makan siang di tengah-tengah pencarian harta. Kelompok empat terdiri atas Maya, Sasa, Shofwa, dan Ula. Di luasnya Gumuk, kita cuma liat satu pohon dan jaraknya sekitar 150 meter dari tempat peristirahatan KLASIK, yaudah kita kesana sekalian ngecek bagus nggak buat dijadiin tempat foto. Perjalanan ke pohon tuh rasanya luarbiasa sekali, pasir-pasirnya beneran bersuhu diatas 50 derajat atau berapa aku nggak ngerti lagi dah, kalau panasnya dari atas mah aku masih bisa nahan tapi kalau panas dari bawah terus kena kaki, ampun, kayak habis naruh kaki diatas bara api. Yang jelas, aku lebih membutuhkan pinjaman sepatu daripada pinjaman payung.


"Kita fotonya disini aja." Kata Ula
"Boleh lah. Nanti tinggal bawa makanan kesini." Kata ku
"Ayo selfie dulu." Kata Maya

Aku nggak tau jenis pohonnya, yang jelas Kingdom Plantae, tapi Divisi, Kelas, Ordo, Familia, Genus, sama Species apa aku pun tak tahu. Bentukannya mirip pohon kelapa, apa emang kelapa ya. Seingetku gak ada buah kelapanya, coba kalian lihat foto di atas ada sedikit penampakan si pohon. Di sebelah atas payung pink, kelihatan kan? Nah, simpulin sendiri itu pohon apa.

Kita cuma sebentar di pohon itu, terus balik lagi ke tempat peristirahatan. Lagi-lagi kakiku kepanasan gegara ulah para pasir yang tak berperiperasaan, pengen lari cuma tahu lah ya lari di atas pasir tuh bikin banyak banget tenaga terbuang apalagi kalau misalnya jatuh terus pasirnya nempel di baju dan susah dihilangin. Huh, pasir kekurangan kasih sayang.

Di tempat peristirahatan, banyak anak yang sedang mengipasi dirinya sendiri. Oh ya, kalian belum tau kan kalau KLASIK termasuk kelas yang memiliki banyak kipas, hampir separuh personil selalu membawa kipas ke sekolah. Dan setauku cuma ada satu kipas yang memiliki nama, nama kipasnya Bowny (mbuh tulisannya bener kaga) bentuknya persegi berwarna kuning, memiliki mata dan pipinya berwarna merah, sekilas mirip spongebob tapi kata temen-temen Bowny ini kayak mendoan. Pemiliknya bernama Farras.

Aku ikutan duduk buat memanjakan kakiku yang sehabis terkena pasir panas, kelompok satu belum selesai juga dan aku kelaperan. Kuputuskan buat makan siang dulu pake fried chicken yang udah dipesen beberapa hari sebelumnya, temen-temen yang kelaperan juga ikutan makan soalnya emang udah waktunya lambung diisi makanan, kalau nunggu pemotretan dulu baru makan bisa-bisa maagnya kambuh malah berabe. Beberapa juga ada yang, apa istilahnya buat orang yang lagi dandan, make-up wajah? Seperti itulah, di tengah tikar udah ada satu tas kecil yang isinya alat-alat make up yang aku nggak tau namanya apa aja. Alat yang jadi populer dan banyak dipakai adalah eyeliner. Terus 'Aisy yang emang dari lahir udah baik membantu memakaian eyeliner di mata para cewek-cewek pejuang UN 2016.

" Aku mau dong dipakein."
" 'Aisy, aku habis dia ya."
" 'Aisy, aku mau."

'Aisy, gimana kabar AlQamar kuu T.T

Aku cuma liatin 'Aisy megang mata temen yang merem terus sret...sret...nyapuin eyeliner di ujung kelopak mata. Dalam hati mau juga tuh dipakein, kayaknya bikin tambah kece dan bikin tambah ke-arab-an. Cuma tiba-tiba mikir, gimana kalau besok yearbook ku dilihat sama anak sendiri

Me : Ini nih dek, bunda dulu kayak gini, (nunjuk foto)
Dedek : Lho, bunda make apa di mata?
Me : make eyeliner, cantik kan bunda?
Dedek : Jelek, masih sekolah kok make eyeliner. Bunda sok cantik.

HAHAHAHAHA, ASTAGFIRULLAH. ANAK SIAPA. KAYAK AYAHNYA DEH.

Udah ditawarin 'Aisy buat dipakein tapi ujung-ujungnya tetep nggak make. Aku emang rada takut make begituan (APAAN, CUMA EYELINER DOANG!), habisnya wajah ku sama pemiliknya suka gak diurus, ke sekolah make bedak aja gak pernah. Lagipula mau foto yearbook tapi malah mukanya ditambahin macam-macam malah nanti nggak kelihatan natural di kemudian hari #alesangakmutu

Aku cukup puas dengan cuma ngeliatin temen-temen yang menjadi cantik di hari itu.

Sehabis makan dan menunggu, akhirnya kelompok tiga dapet giliran pemotretan. Aku sama Maya memutuskan buat kembali ke pohon sambil bawa tas berisi makanan, Ula dan Sasa bakal nyusul sambil bawa properti untuk mendukung pemotretan. Berangkatlah aku dengan keteguhan hati untuk merasakan pasir panas lagi, kira-kira 50 meter sebelum sampai pohon langkahku terhenti tiba-tiba begitu melihat penampakan di bawah pohon

Aku tertegun.

Maya ikut menghentikan langkah.

Tanpa kusadari, tas meluncur ke bawah dari bahu.

Tak kurasakan lagi pasir yang sepertinya sudah mengalami penurunan suhu.

Dengan sedikit keras aku pun berkata,


NGAPAIN MEREKA ADA DISANA??!!

0 komentar