Antek-Antek Enam Belas

Entah siapa yang memulai namun beberapa hari terakhir banyak beredar adanya antek di angkatan enam belas SMA IT Abu Bakar Yogyakarta (Aryoga/ABY-red).

Well, pertama kali denger tu pas ba'da magrib. Kan aku lagi santai duduk, eh, tiba-tiba ada temen yang nunjuk aku dan langsung ngomong, "Shof, kamu antek ya?"
"Antek apa?"
"Iya. Shofwa antek tuh. Dia masuk grup WhatsApp." Ula nyolot tanpa permisi.
Aku pasang muka polos, yah, aku tau apa maksud Ula.
"Iya, aku antek. Maaf ya."
"Serius Shof?"
Ah elah, gimana sih. Tadi nuduh aku antek tapi malah kaget sendiri.


Besoknya di sekolah, beberapa orang pada bergerombol ngomongin antek-antek an. Aku yang lagi bingung mengajukan sebuah pertanyaan.
“Emang antek nya ngapain?”
“Itu loh shof, biasa, mata-matain kita gitu.”
“Lho, emang mereka nggak punya urusan lain yang lebih penting?”
“Nah, itu dia. Nggak tau tuh, kita terlalu hits kali.”

Secuplik cerita kenapa seorang Shofwa yang polos (dusta) bisa mengetahui ada antek di sekolah. Apalagi dari nama-nama yang dicurigai sebagian besar dari kelas aku. Dan mereka punya grup entah namanya apa dan membahas apa. Yah, aku sebenarnya agak bingung sih, kenapa baru sekarang nongolnya padahal setau aku grup itu udah ada sejak satu tahun yang lalu. Kalaupun beneran ada antek atau apapun lah sebutannya itu dan mereka ngelapor tentang siswa yang berhubungan dengan lawan jenis, itu bukan hal yang bijak menurut ku.

Lho Shof, kalau tujuan mereka buat berda’wah? Hah, da’wah apanya? Sebutin sih dimana letak da’wah nya. Gini ya, tujuan da’wah yang pertama adalah membuat sesorang yang tidak tahu menjadi tahu, kemudian karena tahu maka seiring berjalannya waktu dia menjadi paham dan melakukan apa yang dipahaminya, ketika dia melakukan, cepat maupun lambat ia akan beristiqomah terhadap suatu hal. Ketika seseorang udah istiqomah baru deh bisa jadi da’i atau berda’wah. Kata kak Erlangga di salah satu ans nya, “Lo masih SMA udah berdakwah? Mending lo belajar Islam dulu yang bener, perkaya wawasan lo dalam banyak hal, banyakin juga diskusi agama sama orang lain... Kalo pemahaman Islam lo udah bagus, baru lo dakwah."

Maaf kalau topik antek bisa nyasar ke da’wah. Aku cuma meraba apa yang sekiranya dipikirkan oleh para antek itu. Jika mereka bersikap dewasa, mereka bakal mikir terserah apa yang orang bilang, ntar juga hilang sendiri, sambil saling menyemangati sesama antek, jadi secara nggak langsung para non antek mengobarkan semangat kesatuan para antek. Oh, kolol banget.

Dari yang aku dengar, mereka dipelopori atau dibuat bukan oleh guru di sekolah tapi dari, sudahlah, aku nggak mau memperpanjang pikirang tanpa bukti. Pihak yang membuat grup "bayangan" itu sebenernya punya niat apa? Agak greget kalau mikir, siswa bukan, guru bukan, tapi kerjaannya semacam "ngerusuh" gitu.

Aku berdoa semoga antek-antek itu bisa istiqomah, dan sabar menghadapi serangan dari pihak luar. Asal jangan ngacau aja. Nggak kudu jadi siswa aby buat tau dan paham kalau hubungan antar lawan jenis yang terlalu dekat tidak diperbolehkan agama (nggak pake kata pacaran karena kata tersebut sudah banyak diselewenengkan-red). Intinya, jangan campuri urusan orang lah, menasihati boleh asal tetep wajar, memperingati boleh asal memberi contoh yang baik.

Ini bukan Argumentum Ad Hominem Tu Quoque ya, cuma semacam kekesalan. Sedikit sindiran buat orang yang aku nggak tau siapa dan latihan menulis buat aku yang malas.




0 komentar