Warung Jogja dan Pasar Malam


"Guys, berhubung anak kontrakan ada yang udah mau balik~
Tanggal 21 bisa pada di kontrakan nggak? harus bisa laaaah
Tanggal 21 habis Isya' dilarang memiliki agenda selain di BTNEnt🌝
Makan malam bareng gitu sekalian bercakap-cakap akan diapakan BTNEnt selama periode liburan."

Begitu isi pesan yang aku kirim ke grup whatsapp kontrakan.

Semuanya berawal gara-gara es krim, sebenernya aku bukan orang yang ice cream addict, bahkan sampai sekarang aku belum pernah makan magnum, ngerasa sayang aja gitu ngabisin duit belasan ribu untuk makanan yang bikin enek gara-gara kemanisan. Frekuensiku mengonsumsi es krim termasuk super jarang, apalagi untuk es krim sekelas cornetto.

Selalu enek di akhir, terlalu manis.

Tapi di sisi lain, aku orangnya excited dengan varian baru suatu produk, makanya ketika suatu malam aku pergi ke Indomaret dan baru pertamakali melihat cornetto rasa silverqueen, rasa penasaranku langsung meningkat.

Tapi tetep aja nggak beli, sayang duit. Maunya dibeliin aja.

Sebagai gantinya, aku langsung bikin status di whatsapp.

Siapa tahu ada yang berbaik hati membelikan.

Siapa tahu, kaaaan.




Meskipun nggak berharap bakal beneran ada yang beliin karena aku tau para viewers status aku mayoritas adalah orang-orang yang hanya ingin tahu kehidupan orang lain dan sebenernya juga nggak terlalu peduli terhadap status yang seperti itu.

Besoknya, aku menemukan sebuah cornetto silverquee bertengger manis di freezer kulkas.

Kaget? YAIYALAH COY!


Wkwkwkw.

Pasca kemunculan es krim cornetto secara misterius di freezer, beberapa personil BTN Entertainment ikutan membuat status whatsapp bergambar es krim.

Di hari selanjutnya, jumlah es krim di freezer nambah tiga buah.

Kita tunggu, sapa tau besok es krimnya nambah lagi. Terus bisa dibikin buber hari selasa,” ujar seorang anak kontrakan.

Sesuai dugaan, jumlah es krimnya kembali bertambah, untuk pertamakali aku melihat freezer yang biasanya dipenuhi oleh es batu terisi dengan tumpukan es krim cornetto.

“Gini caranya, kita emang kudu buber!”

BTN Entertainment atau lebih sering disingkat dengan nama BTN Ent merupakan nama kontrakanku, awal mulanya sih nama itu hanya dipakai untuk menamai grup whatsapp namun lama kelamaan para penghuninya sering menyebut dan memperkenalkan kontrakan sebagai BTNEnt. 



Kenapa BTN Ent? Karena kontrakan pertama kita berada di daerah BTN, sekarang sih udah pindah ke daerah Panto Daeng tapi kita mah istiqomah, nggak mau ngubah-ngubah nama, toh, BTN Ent juga udah terkenal.

Cukup banyak lika-liku yang dialami BTN Ent mulai dari pertamakali terbentuk hingga usianya yang sudah mau memasuki dua tahun, mungkin orang-orang mengira kontrakanku adalah kontrakan yang adem ayem penuh dengan kehangatan.

Hahahaha. O tentu saja tidak.

Berantem? Pernah.
Marahan? Pernah.
Diem-dieman? Pernah.
Apatis dan individualis? Pernah.
Saling berbeda pendapat? Sering!

Coba sebutin permasalahan yang pernah kalian alami ketika hidup di kontrakan bersama orang-orang yang sebelumnya tidak saling kenal, bersama orang-orang yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, bersama orang-orang yang membawa ciri khasnya sendiri.

Aku jamin, BTN Ent juga pernah mengalaminya.

Terus, gimana cara penyelesaiannya?

Seperti yang seharusnya sudah kalian pahami, bahwa... komunikasi adalah koentji.

Komunikasi adalah hal utama, tanpa komunikasi yang baik sebuah hubungan bisa menjadi renggang, komunikasi juga merupakan langkah untuk menyamakan persepsi.

Selain itu, ada juga yang bernama perasaan nyaman.

Bagiku, kontrakan bukan hanya sekadar tempat naruh barang, tempat untuk tidur, atau tempat untuk mandi, tapi kontrakan seharusnya bisa menjadi tempat ‘pulang’ untuk aku yang sedang berada di tanah rantau ini.  Jika udah nyaman, maka ketika dihadapkan oleh sebuah masalah di internal kontrakan, menyerah dan pindah tempat tinggal tidak akan berada di pilihan pertama. Waktu itu BTN Ent pernah melingkar, niatnya sih membahas jadwal piket yang sudah berantakan tapi ujung-ujungnya malah membahas perihal ‘rasa nyaman’ ini, wkwkw.

Ngomong-ngomong, personil BTN Ent merupakan orang-orang sibuk. Edyan. Kadang sibuknya nggak masuk akal. Nggak paham lagi aku tu sama anak kontrakan, kenapa mereka bisa produktif dan sibuk sekali. Padahal kebersamaan juga tak kalah penting.

Makanya ketika melihat tumpukan es krim cornetto di freezer, ditambah fakta bahwa fase mudik personil BTN Ent akan segera dimulai, aku mengajukan opsi untuk makan malam bersama.



Bukan mengajukan opsi, lebih tepatnya menyuruh, dengan mengirimkan pesan ke grup whatsaap seperti yang ada di awal postingan.

Pesan itu aku kirim setelah aku bertanya ke beberapa anak kontrakan, meminta persetujuan terlebih dahulu.

Kalau nggak gitu, biasanya nggak bakal kejadian.

 Kalian harus tahu betapa susahnya mengumpulkan personil BTN Ent di satu waktu pada malam hari.

Alhasil, pada tanggal 21 Mei 2019, untuk pertamakalinya di bulan Ramadan, BTN Ent makan malam di luar! Fullteam!

Rasanya tuh, fabi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.



Momen makan malam bareng juga kita manfatkan untuk memberi kue ke personil BTN Ent yang ulang tahun di bulan April dan Mei. Ngasih kue itu udah semacam tradisi, tapi ya langsung disatuin biar gak boros, itu pun hanya berlaku untuk tiga personil yang lahir di bulan Desember dan tiga personil yang lahir di bulan April-Mei, karena personil yang lahir di bulan Juni-Agustus nggak pernah dikasih kue gara-gara sedang berada di periode liburan.

Kita memutuskan untuk makan di rumah makan ‘Warung Jogja’. Malam itu Warung Jogja rame banget gile, kita sampai harus nunggu di luar sekitar 15 menit baru bisa dapat tempat duduk. Aku dan Aisyah adalah yang pertamakali nyampe di Warung Jogja, kemudian disusul oleh Umai, kak Fara, Ula, Widi, dan Putri, kemudian Ahda dan kak Neny datang terakhir karena mereka bertugas membeli kue.

Strategi untuk ngasih kuenya kurang perencanaan jadi sedikit awkward, tapi gapapaa, kan yang penting niatnya.

Momen makan malam di luar dengan formasi lengkap itu pokoknya fabi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

“Eh ke pasar malam yuk!”

Kalian sudah sering mengalami rencan yang antiwacana karena mendadak? Nah, malam itu BTN Ent juga gitu, ketika satu orang ngusulin untuk ke pasar malam sehabis makan, langsung disetujui sama yang lain.



Kapan lagi gitu, keluar malam dengan formasi lengkap.

Meski Putri dan Aisyah harus mampir ke kontrakan dulu untuk naruh barang, meski aku harus pergi ke suatu tempat dulu untuk menyelesaikan suatu urusan, pada akhirnya kita tetep pergi ke Pasar Malam.

Wah, aku senang.

Apa ceritanya selesai di Pasar Malam?

Iya, dan tidak.

Iya bagi Putri dan Ula yang langsung pergi ke tempat rapat dari lokasi pasar malam.
Iya bagi Umai, kak Fara, dan Aisyah yang begitu sampai langsung masuk ke kontrakan.
Tapi tidak bagi aku, Ahda, Widi, dan kak Neny. Kami leyeh-leyeh dulu di teras, dan mainan kembang api.



Sebenarnya mainan petasan juga, tapi baru berhasil nyalain satu kali, udah ada bapak tetangga yang datang dan memberi teguran.

Main kembang api juga menyenangkan, kok.

Terima kasih untuk waktunya, BTN Ent.

/oke, kalimat epilognya nggak banget/
/kesel sama kemampuan nulis cerita yang malah makin buruk/

see ya on the next post!
xoxo,
 shofwamn

0 komentar