Melelahkan Kaki di Jogja Japan Week
Kenapa libur hanya diberikan satu hari tiap pekan.
Padahal banyak tugas dan kegiatan yang mau dilakukan, belum lagi istirahat dari beban hidup.
Well, ketika kalimat pembuka aja udah ngeluh duluan.
Berasa hidup ini hanya berisi kesusahan belaka.
WKWKWKWK
Ahad, 06 September 2015. Seperti beberapa malam sebelumnya, aku tidur larut hanya untuk menulis. Memang bukan kewajiban, lebih ke mood yang selalu nongol tanpa bisa dicegah.
Padahal udah kelas 12, kenapa mood ku sendiri nggak menuruti aku?-__-
Beberapa hari lalu temen ku bilang kalau di UGM ada festival Jepang, aku lumayan suka sama sesuatu yang berhubungan dengan Negeri Sakura tersebut, apalagi aku juga menggemari beberapa manga meskipun bukan Otaku.
Otaku itu seseorang yang menyukai manga/anime kan? #SokTau
Dan saat itu tanggapanku cuma "oh, kayak mangafest gitu ya?"
Aku pernah sekali ke MangaFest yang ternyata (menurutku) biasa aja, padahal aku udah membayangkan MangaFest itu acara yang wah. Tapi lagi-lagi aku dikecewakan oleh kenyataan.
Bener-bener nggak tertarik sama Festival Jepang yang dikasih tau temenku itu, sama sekali nggak ada niat untuk pergi. Bukan takut dikecewakan, cuma memang aku lagi pengen istirahat di Asrama menghabiskan akhir pekan.
Kemudian entah darimana, aku tau kalau Festival yang dikasih tau temenku itu ternyata JOGJA JAPAN WEEK 2015 #JJW2015
Apa itu #JJW2015? Jogja Japan Week adalah acara dua tahunan yang merupakan salah satu wujud apresiasi masyarakat Yogyakarta terhadap jalinan hubungan kerjasama dengan Jepang yang sudah ada sejak lebih dari dua puluh lima tahun.
Diadakan di Grha Sabha Pramana UGM
Aku langsung excited begitu tahu kalau JJW lokasinya d GSP. Soalnya, kalau acaranya di GSP pasti layak diperhitungkan.
"Keren nih, kayak Festival Anti Korupsi akhir tahun lalu dong. Pergi ah."
Jogja Japan Week diadakan mulai tanggal 3-6 September. Aku datang di hari terakhir soalnya bertepatan juga sama acara anak #MentoringKeren yang mau jalan-jalan menyusuri Fakultas-Fakultas di UGM.
Keluar Asrama jam setengah 9 bareng Azmi, Hilma, sama Inas. Kami nungguin Bis Jalur 4 yang subhanallah, kenapa lama sekali. Sekali lewat, bis nya penuh. Setelah nunggu sekitar satu jam dan hanya satu kali Bis Kota lewat, kami pun naik Taxi.
Mahal memang, tapi kami nggak tega biarin anak #MentoringKeren menunggu kami terlalu lama.
Singkat cerita, ba'da dhuhur #MentoringKeren udah selesai menjelajahi (beberapa fakultas) UGM. Kami langsung jalan ke Grha sabha Pramana, sebenarnya Hilma mau langsung pulang tapi karena nggak ada temen, yaudah, dia terpaksa ikut ke JJW.
Mendekati GSP, aku melihat kalau pintu masuknya JJW ternyata ada di salah satu ruas jalan menuju GSP.
Seketika itu pula aku mulai merasakan kekecewaan (lagi) dan ngomong
"Festivalnya bukan di gedungnya toh? yah, tau gini mending pulang aja."
Tapi kami tetep masuk karena desakan tenggorokan yang meminta hak nya untuk di isi air. Kehausan level tinggi. Jadi niat kami masuk hanya untuk membeli minum, eh, nggak taunya pas udah belok kanan.
Ternyata Jogja Japan Week nya juga diadakan di area dalam gedung Grha Sabha Pramana.
Alhamdulillah nggak jadi kecewa, meskipun bukan di gedung utama kayak Festival Anti Korupsi tapi lumayan lah ya.
Pintu Masuk |
Di dalam gedung terdapat area Haru (musim semi) sama Fuyu (musim dingin). Aku nggak memperhatikan apa ada area untuk Aki (musim gugur) dan Natsu (musim panas).
Yang namanya Jepang, pasti identik sama cosplay (berpenampilan seperti salah satu tokoh komik). Sejauh mata memandang, aku ngelihat banyak cosplayer berseliweran. Lagi pula memang hari ini ada lomba cosplay. Tapi, sebagai orang yang udah lama nggak update Anime, cosplayer yang aku tau cuma dari tokoh One Piece dan Naruto.
Plus Vocaloid bernama Hatsune Miku.
Foto sama Miku |
Oh ya, aku ketemu sama Dila, Niswah, Azka.
Mereka bertiga jauh lebih suka Jepang daripada aku.
Karena memang aku nggak tau orang-orang pada nge cosplay siapa, kami nyari cosplayer yang (bisa dikatakan) nggak berpenampilan aneh.
Kakaknya cantik ya? |
Pertamakali lihat, aku ngempet ketawa karena si Luffy ini tingginya nggak sama seperti yang asli. #NggakSadarDiri #KayakPunyaBadanTinggiAja
Keduakali, nggak berani minta foto. Padahal aku yakin orangnya baik.
Ketigakali, aku lagi kepisah sama si empunya kamera jadi percuma aja minta foto. Siapa yang mau fotoin?
0 komentar