Bianglala

  • Home
  • Kaleidoskop
    • BTN Entertainment
    • 128 Kata
    • 30 Tema Menulis
  • Seri Pengingat
    • #1 Paman Pelukis
    • #2 Memaknai Temu
    • #3 Don't Talk to Me About Muhammad
    • #4 Koreksi Niat
    • #5 Menyesal
    • #6 Salat Tepat Waktu?
  • Sosial Media
    • Instagram
    • Steller
Aku baru aja pulang sekolah dan ngobrol bentar ketika tiba-tiba Dhila melintas di depan kamar terus teriak

"Wak, jangan lupa besok pagi jam setengah enam!"

Langsung aja aku ber-argghh lumayan keras, sebel karena aku harus memilih satu diantara dua pilihan yang sama-sama menggiurkan.

Gerhana Matahari vs Medical Expo

Aku nggak bisa ngelepas gitu aja kesempatan melihat Gerhana Matahari. Kejadian langka yang sudah ku pelajari sejak SD. Apalagi (katanya) harus nunggu lama banget baru ada Gerhana Matahari lagi, khususnya gerhana yang melewati wilayah Indonesia, atau Jogja.

Tapi di sisi lain, ada rasa sayang kalau nggak ikut Medical Expo. ME itu acaranya anak FK UII (Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia). Agak kurang paham sama acaranya, yang jelas kita semacam diajak jadi Dokter sehari /?/ nanti kita bakal dikasih tau apa aja yang dipelajari oleh anak FK, terus diajak jalan-jalan keliling daerah FK juga deh kayaknya. Pikir ku sih, ini  kesempatan terakhir buat ikut acara begituan, kan udah mau Lulus jadi tahun depan nggak bakal bisa ikut lagi *uhuk* dan nggak bisa ngerasain jadi Dokter, yah terkecuali kalau esok aku nyasar jadi anak FK.

Yang nggak mungkin banget itu terjadi.

Setelah mikir dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku milih buat ikut ini



Kami berangkat jam setengah enam. Aku, Hilma, Dhila, Ula, dan Tyas hampir aja telat dan ketinggalan rombongan padahal kami udah izin untuk nggak ikut halaqah pagi (setelah almatsurat kami berlima langsung balik kamar). Tapi waktu kami sampai di sekolah yang merupakan titik kumpul, kami sempat nunggu ustad Edy bentar. Beliau datang bertepatan dengan Bis yang udah terisi.

Sepanjang, perjalanan, ustad Edy melakukan semacam prolog.

"Anak-anak ku sekalian, ini adalah kejadian yang langka..... Terakhir kali Gerhana Matahari terjadi di langit Jogja adalah pada tahun 1983...Subhanallah, liat tuh mataharinya.....Gerhana yang hari ini akan terjadi bisa dijumpai kembali sekitar 300+ tahun lagi.....Ingat ya, jangan sekali-kali menatap Matahari dengan mata telanjang."

Setelah sekitar setengah jam, kami tiba di lokasi yang sama kayak waktu pengamatan Gerhana Bulan, tanpa banyak bicara beberapa orang langsung ngerakit teleskop sekolah dengan dibimbing oleh Ustad Herdi, teleskopnya udah di kasih filter terlebih dahulu. Sedangkan sebagian lagi memutuskan untuk mencoba kacamata yang udah dibagi saat di Bis.


Ustad Edy in frame


Detik-detik menjelang Gerhana, kami sempat ditanyai oleh beberapa orang, mereka nanya dimana tempat untuk membeli kacamata yang kami pegang. Dan kami cuma bisa senyum sambil jawab, "Ini bawa dari sekolah:)"

Alhamdulillah-nya ustad Herdi membawa kacamata yang lumayan banyak, selain dipakai sama kami, ustad juga minta kami untuk meminjamkan kacamata ke masyarakat.

"Marketing....marketing." kata beliau.

Kami akhirnya muter-muter untuk nawarin kacamata, meskipun terkadang ada orang yang berinisiatif  buat minjem sih. Salah satunya turis ini


Nggak terlihat kayak Turis ya? hehe

Mulanya aku lagi ngobrol sama Tyas kan, terus turis yang pake kacamata semacam manggil gitu. Lalu nanya pake bahasa Indonesia dengan aksen asing.

"Itu belhi khacamata dhimana?"

"Oh..eh.. di sekolah." Aku yang agak kaget cuma bisa jawab gitu, eh, malah diketawain masa. Ya emang sih kalau dipikir jawaban ku nggak sesuai sama konteks.

Terus aku ngomong sama Tyas, akhirnya kami berdua berinisiatif buat minjemin kacamatanya ke turis tersebut. Aku langsung manggil Hilma, soalnya dia pernah jadi native speaker abal-abal waktu pengamatan Gerhana Bulan dulu.

Kalau yang belum baca pengalaman ku waktu melihat Gerhana Bulan atau yang mau baca lagi, silahkan aja.

Setelah muter-muter nggak jelas, aku balik ke lokasi teleskop dan Matahari nya udah ketutup walau nggak tertutup total.


Terlihat kecil ya? Itu penampakan Matahari kalau diliat pakai kacamata. Aslinya nggak gelap kayak malam kok, langitnya masih tetap berwarna biru.


Waktu aku lagi sibuk merhatiin Matahari, aku liat Dhila sama Ula yang sibuk ngotak-ngatik Teleskop.

"Teleskop nya kenapa?"

"Fokus nya hilang." jawab mereka.

Jadilah aku memperhatikan mereka berdua yang sibuk gerakin Teleskop terus ngecek lokasi Matahari pake kertas.

"Itu Matahari nya."

"Lensanya dipasang Dhil."

"Hati-hati goyang."

"Filternya dipasang dulu."

"Keliatan nggak Ul?"

"Nggak, gelap."

Gitu mulu sampai berkali-kali. Parahnya, aku, Dhila, dan Ula nggak ahli dalam mencari objek, ditambah dikerumuni banyak orang, tambah grogi deh kami.

"Syahid mana? Ustad Herdi? Ustad Edy?" Aku menanyakan lokasi tiga orang yang paham sama urusan teleskop.

"Sholat semua."

Astaga.

Aku nyoba bantuin Ula buat nyari objek, susah-susah gampang sebenernya, tergantung amal perbuatan dan keikhlasan hati sih, wkwk. Dhila pergi buat nyari panitia pengamatan (gak tau panitia apa bukan yang jelas makai kalung ID Card). Kakak pertama yang kita mintai tolong nggak bisa nemu, pas kakak yang kedua.

Kok agak ngeselin ya.

Si kakak panitia ini bilang kalau ada yang error di bagian tuas buat naik-turunin teleskop. Kami cuma diam lah, secara kami belum paham apa-apa. Aku malah baru tau kalau teleskop punya tuas buat naik-turun dan kiri-kanan :(

Setelah kakak nya pergi, Ula bilang kalau sebelum sholat ustad Edy berpesan yang intinya lensa teleskop di copot aja semisal emang udah nggak mau liat. Masalahnya, di sekeliling kami masih banyak masyarakat yang otomatis bakal bikin kami nggak enak kalau lensanya di copot.


Pada akhirnya, aku nyoba sendiri buat nyari objek. Nekat nggak pakai kertas, jadi lensa nya di buka terus aku nyoba ngintip buat nge-pas-in sama posisi Matahari. Sinarnya silau banget mamen.

"Hil, filtern ya di copot coba."

"Hati-hati lho."

"Iye," aku gerakin teleskop, "Hil... hil, filternya di pasang."

Sedetik, dua detik, pipi ku kerasa panas karena kena cahaya darri lensa, bikin keinget kaca pembesar.

"FILTER NYA DIPASANG HIL!"

Hilma yang baru denger langsung masang filter Teleskop, kemudian aku ngatur fokus nya, beberapa saat sempet ngabur hingga akhirnya,

"YES BERHASIL." Aku langsung teriak gitu, bodo amat di denger banyak orang.

Lalu ada seorang bapak minta izin buat liat, aku iyain aja.

"Hei (manggil temennya) you wanna see?" si bapak ngintip, "lho kok nggak keliatan?"

Aku kaget, waktu aku cek ternyata sedikit bergeser. Akhirnya aku benerin dulu, terus bule yang temennya si bapak mendekat mau liat.

"Dnt touch.." aku nyeplos waktu tangan bule nya mau megang teleskop. Aku takut teleskop nya geser lagi dan bikin objeknya kembali hilang.

"You see?"

"Hmm, oh, alright. I see."

Tapi setelah beberapa orang, objek nya kembali ngilang:( dan aku udah terlalu capek buat benerin lagi jadi aku pergi menjauh.


Nggak berapa lama, ustad Herdi datang bertepatan dengan selesainya Gerhana Matahari. Kami langsung ngebongkar teleskop, anak-anak yang lain ada yang foto bareng Jogja Astronomy Club. Berita buruknya, ada salah satu bagian teleskop yang hilang, entah jatuh atau gimana soalnya kecil jadi mungkin nggak ada yang liat.

Ini jadi pengalaman pertama dan (mungkin) terakhir kalinya bagi Aku, Dhila, Hilma, Ula, dan Tyas melakukan pengamatan Gerhana Matahari bareng ABATE.

Dan aku masih nyesel karena kehabisan prangko serta kartu pos edisi Gerhana Matahari 2016 yang di cetak secara terbatas:(

(Postingan ini merupakan rangkaian deskripsi tentang anak kelas XII IPA 3 alias KLASIK)
(baca PART 1 disini)



Pertama-tama, marilah kita ucapkan hamdalah atas kesehatan kedua tangan seseorang yang mana karena dua tangan itulah pendeskripsian tentang personil KLASIk dapat berjalan kembali setelah berhenti sekian lama.

Yang kedua, ucapan selamat dan salam kita berikan kepada kedua personil KLASIK yang telah berbaik hati meluangkan waktu dan pikirannya sejenak untuk menghasilkan sebuah tulisan dimana tulisan tersebut membuat readers merasa sedikit lebih dekat dalam mengenal kelas XII IPA 3 nya Angkatan 11. 

#uhuk #PujiDiriSendiri

Dan terakhir, kami hanturkan rasa terimakasih kepada kalian aka para pembaca karena bersedia duduk sejenak untuk membaca postingan ini yang belum terbukti memberi manfaat apapun. Dan atas kesabaran kalian (KLASIK-red) yang aku tau kalian sudah tidak sabar membaca deskripsi tentang kalian muncul di blog ini.

Aku akui tulisan ini sempat mengambang-ambang diantara status akan dihapus atau dilanjutkan. Melanjutkan tulisan ini berarti kami berdua (atau cuma aku/?/) harus mengorek-ngorek file foto dan mencari-cari foto beberapa orang yang sama sekali tidak di punyai oleh Kai.

Ingat ya, Kai itu nama lepi ku.

Karena part 2 terbentuk maka otomatis membuat ku (atau kami/?/) berusaha lebih keras menyelesaikan project ini diantara kesibukan kami yang semakin padat. Dan untuk mendukung kualitas, aku udah sedikit mengedit postingan tentang part 1. Oh ya, karena survey yang dilakukan oleh Made beberapa waktu lalu, maka hampir semua bagian education goalnya personil KLASIK akan terisi. Yeay! Tapi tidak valid 100% ya.

Untuk pengingat, karena ini buah pikiran yang terbentuk dari dua buah otak. Maka akan digunakan font biasa dan bold untuk membedakan keduanya.

So, here we go :


Astin Ayu Anggraini (AYU)

  Ayu asalnya dari Bontang. Dia suka sama warna ungu. Yang khas dari Ayu ini, dia punya pipi yang mbem dan bibirnya tebel. Tulisannya Ayu tuh juga khas, gede-gede dan neken gitu. Oiya, Ayu tuh gak jauh-jauh dari bros bunga yang selalu ada di kerudungnya.

Pertamakali masuk SMA IT, Ayu masih suka pake kata “ana” tapi sekarang udah pake “aku”, polosnya juga udah jauh berkurang. Hobi mijitin orang dengan tiba-tiba, kata doi sih emang refleks. Rajin berangkat ke sekolah pagi-pagi buta, agak tertekan gitu kalau pas aku belum mandi tapi Ayu malah udah siap sekolah. Ayu juga jadi andalanku untuk minjam catatan pelajaran :D

Education goal : Teknologi Informasi


Atikah Nur Baity (ATIKAH)

              Si pemilik bulu mata lentik badai. Anaknya jujur dan cenderung nyeplos wkwk. Atikah ini salah satu Tim Doodle KLASIK. Gambarannya unyu-unyu gitu deh. Terus Atikah tuh kurus banget, kadang-kadang bikin iri tapi nggak iri (?) Dia suka memperhatikan penampilan banget dan extra feminim. Kalau di rumah kerudungnya gede banget gila tapi kalau di sekolah nggak panjang-panjang amat dan nggak pendek-pendek amat, biasa aja gitu. Soalnya Atikah termotivasi oleh Umminya biar kerudungnya panjang. Doain yak!

Langganan maag, penyuka hello kitty tapi mukanya nggak mirip sama hello kitty. Suka bikin pernak-pernik. Habis bikin pengalaman baru bareng operasi apendisitis. Dia kalau bikin cerpen kadang suka minta saran sama aku, beberapa kali doang sih.



Education goal : Kedokteran Gigi


Ayu Diani Larasastu (IAN) 

Dipanggilnya Ian, dari Cilacap. Punya sepupu anak IPS namanya Qiqi, dari Cilacap juga. Ian ini anak IPA rasa IPS, soalnya sering banget main ke kelas sebelah (aku juga deng hehe). Ian itu unik, apalagi ketawanya. Ntap. Dia deket sama Asiah, kemana-mana bareng muluk sama Asiah. Suka banget sama pelajaran matematika, dan (kayaknya) ntar kuliahnya mau ngambil matematika. Semangat Ian! Calom matematikawati(?) yang shalihah aamiin.

Kalau di kelas, Ian suka nari gak jelas tapi lucu liatnya. Ian juga gampang bergaul dan nggak malu buat ngomong. Dia baik banget loh, suka bantuin anak kelas. Gayanya santai tapi serius.

Education goal : Teknik Kimia, Statistika.


Azka Azzahra Salsabila (SASA)

Si putih mungil cantik anggota MPK yang jago banget sama yang namanya bahasa Arab. Hafalannya Sasa banyak dan terus bertambah. Katanya Sasa, tiap hari dia setoran hafalan sama Abinya. Doain deh menjadi hafidzah secepatnya (aamiin). Walaupun kelahiran 1997, wajahnya masih imut-imut gitu kok. Malah lebih imut daripada adeknya hehe. Rencananya, Sasa mau ngambil Kedokteran atau gak Biologi. Author sendiri belum bisa bayangin ntar Sasa gimana jadi Dokter, soalnya Sasa sukanya sama yang sadis-sadis. Gak cuma nonton film bunuh-bunuhan, pas praktikum Bio yang disuruh ngancurin jantung aja dia sumringah banget. Wajah emang bisa nipu ya:( Bisa dibilang, Sasa ini bagian perkap-nya KLASIK.
Butuh Tissue? Sasa punya.
Tissue basah? Apalagi.
Karena Sasa orangnya resikan dan sangat higenis. Doa kami untukmu, Sa! Jadi Dokter yang hafidzah secepatnya yha.

Diam diam menghanyutkan sekali diri mu. Sasa juga nggak suka dimiripin sama siapapun. Be yourself aje deh ya Sa:)

Education goal : Kedokteran, Biologi

yang dibelakang
Dzia Millatina (DZIA)

Sama seperti Atikah, Dzia juga merupakan tim doodle KLASIK. Menurut Author, Dzia ini sangat fleksibel. Dia ngerti tentang anime dan kawan-kawannya. Ngerti juga sama kpop begituan. Barat? Dzia juga ngerti. Jadi seleranya Dzia gak cuma gitu-gitu aja. Oiya, Dzia juga menjadi perwakilan sekolah dari KLASIK yang mengikuti lomba kaligrafi dalam lomba MTQ sekota Jogja. Daebak banget pokoknya. Author merasa Dzia tuh unik banget gitu, gak tau kenapa. Katanya sih orang yang golongan darahnya AB memang unik, dan di KLASIK yang golongan darahnya AB cuma Dzia dan Made wkwk. Denger-denger Dzia mau ngambil Arsitektur UNS. Semoga sukses, Dzia!

Nyari foto Dzia bagai nyari jarum di tumpukan peniti:( 
Ngobok-ngobok akun Twitter, IG, ask.fm, bahkan google dan  tetep nggak nemu. Akhirnya penulis menyerah dan harus puas dengan sebuah foto bareng-bareng. Yang penting ada Dzia nya #curhatdulu
Anak ini suaranya termasuk bagus (menurut ku). Dzia lumayan seru kalau diajak ngobrol, biasa nyambung di hampir semua topik ala remaja. Hafalan nya juga udah banyak. Ditunggu kabar hafidzah nya Dzi!

Education goal : Arsitek


Faikha Salwa Aneira Ainun (SALWA)

Salwa, gadis yang khas dengan kacamatanya dan memiliki bibir yang sensual. Salwa ini ketua kelasnya KLASIK. Dia rajin banget, tiap hari ngerjain soal dan belajar tiap malem. Awalnya sih, Salwa pingin ngambil Teknik Penerbangan. Dan Teknik Penerbangan di Indonesia cuma ada di ITB. Selain pengen ITB kalau nggak salah Salwa juga pingin ITS. Tapi denger-denger kemarin tertarik Teknik Fisika UGM. Ntar ketemu kakak sepupuku dong wkw. Pokoknya di kuliah nanti doi masih pingin ketemu sin cos tan dan keluarga besarnya gitu, emang ya otak pinter sama nggak itu keliatan banget ((nyindir diri sendiri)). 
Oiya, Salwa ini salah satu dari tiga manusia yang menuntut paksa penyusunan KLASIK part 2. Aku dendam atas pegelnya jariku:">

SIN COS TAN? Puja kerang ajaib.
Penggemar Lee Min Ho garis keras ini terkadang suka mikir dimana kah soulmatenya berada. Pergi Les udah jadi hobi baru Salwa (kayaknya). Dia pendukung draft tulisan "Description of Jungle Room member." Curiga Salwa pengen dirinya banyak diceritain di blog penulis. Termasuk kaum minoritas yang membuka mulut untuk bertanya ketika pelajaran Kimia tengah berlangsung. 

Education goal : Teknik


Farah Rusyda Priyana (FARAH) 

Master KLASIK dalam bahasa Inggris. Pinter banget nget nget bahasa Inggris. Punya kakak cowok setahun diatasnya yang juga di SMA IT, namanya Mas Majid kalau gak salah. Farah ini keren banget. Pas dapet tugas seni buat bikin maket bangunan, dia bikin rumah yang keren buanget dan bikin interiornya juga hanya dengan stik eskrim! Dia bikin pantry, rak sepatu, rak buku,tempat tidur dan laci yang bisa buka tutup. Udah kecium anak Arsitektur banget deh pokoknya. Terus berkarya, Farah!

Meskipun di kelas Farah termasuk pendiem tapi karena aku dan dia selalu jadi temen satu kelompok mentoring sejak kelas 10 makanya aku tau kalau Farah nggak pendiem-pendiem amat. Farah juga nggak suka sama ketidakjelasan, jadi kalau semisal disuruh datang ke sebuah acara yang nggak terlalu jelas biasanya Farah milih buat gak datang. Dia juga lumayan suka beli novel, meskipun sebagian novelnya berbahasa ingrris sih. Salah satu tipe personil yang diam-diam menghanyutkan.

Education goal : Fakultas belumsempetnanya


Farida Tri Kusumastuti (FARIDA) 

Cewek yang aktif OSIS pas kelas 10 dan kelas 11, juga DA dan FOKSIT pas kelas 11. Sekarang jadi utusan MPK dari KLASIK bareng Fida 'Aisy dan Sasa. Sempat menjabat posisi sekretaris KLASIK pas kelas 11 bareng Sasa (lagi). Farida ini juga keliatan dewasa dan keibuan banget, gak kayak Author yang cilik dan berdosa:( Rumahnya di Kalasan, iya gak sih? Aku lupa tapi kayaknya sih iya. Saudaranya Mas Zaki Muttaqi juga ya kan ya. Farida suka banget manggilin SIAPAPUN dengan panggilan 'adek.' Adek nya gak cuma di KLASIK, ada yang di IPA 1 juga:p Lulus SMA mau langsung nikah, gak deng. Katanya sih mau fokus hafalan dulu. Mau fokus booking mahkota surga buat orang tua kan Far? Pingin juga deh. Semangat hafalan ya Far.

Aku pernah sekamar sama Farida waktu kelas 10 semester 1, aku manggil dia Eyang (gak tau kenapa) dan dia fine-fine aja. Suka berangkat pagi. Rajin nyatet. Rajin belajar. Suka nolongin orang. Suka bawain rambutan ke Asrama kalau lagi musim. Selama hampir tiga tahun tinggal satu lantai sama dia, aku belum pernah liat Farida marah, semoga nggak pernah deh, aamiin.

Eeducation goal : Pendidikan PAI


Fatchiyatun Nafilah (FATCHIYA) 

Panggil aja Fatiya biar gak ribet, cuma Asa yang manggil dia 'FATCHIYA.' Atun aja deh. Dulu pas baru masuk SMA, Author kenalan sama Atun di aula mau shalat Dzuhur. Kita shalat sebelahan terus Atun nanya, "Namanya siapa?"
"Ula."
"Oh."
"Kamu Alsa ya?"
"Bukaan. Aku Fatiya." Sumpah najis banget gue malu. 
Soalnya dulu ada temen yang bilang, "Ada anak haka loh, namanya Fatiya sama Alsa." 
Lah, gue nggak tau yang mana Fatiya yang mana Alsa. Dan terjadilah peristiwa itu, wkwk.

Nah, Atun ini terompet sangkakalanya KLASIK. Icik banget sumpah, suaranya melengking banget. Mungkin frekuensi sama panjang gelombang suaranya agak bermasalah (plis jan bahas Fisika). Atun juga bagian dari mereka yang menuntut kelanjutan KLASIK part 2. Dendam banget deh pokoknya. Atun ini aslinya dari Tangerang. Logatnya masih kentel dari sana. SMP nya juga masih daerah sana. Gak di Tangerangnya sih, tapi Kuningan, Jawa Barat. Tepatnya di Husnul Khotimah bareng Alsa. Doi anak kedua dari lima bersaudara. Katanya pengen lanjut ke PKN STAN. Mau ngambil jurusan apa tun? Pajak? Beacukai? Akuntansi? Penilai? Author gak tau hehe. Semoga menjadi penarik pajak yang shalihah, aamiin aamiin aamiin.

Wedew, dipikir-pikir frekuensi aku ngobrol berdua sama Fatiya masih bisa diitung jari, wkwk. Ya apa sih, kutubnya samaan mungkin kali ya jadi gak bisa tarik menarik gitu. Karena deskripsi dari Ula udah banyak dan mencakup hampir semua, aku idem sama Ula aja deh. Tapi yang jelas, Ketawanya Fatiya melengking di kuping tapi nggak terlalu melengking juga/?/

Education goal : gak diisi

Sampai jumpa di part 3!
Semangat menghadapi bulan Maret:)

Salam hangat
#ShofwaLa
Once upon a time, there was a couple who love each other. From the beginning the girl's family objected. Due to the family pressure, the couple quarreled very often. The girl always asked the boy, "How deep is your love?"

After some years the guy graduated his study and would further his study overseas. Before leaving he said, " I'm not very good with words, but all I know is I love you. I will take care of you for the rest of my life."

The girl's family finally agreed to let them get married. So, before he left they got engaged.

While the girl went out to work, she got accident and she lost her voice. She did not want to be his burden. She sent the ring back to him. In return, the boy sent millions of reply and countless of phone calls. The girl could do nothing beside crying and crying.

A year passed, the girl and her family moved away hoping she could forget everything and be happier. One day, her friend came with envelope containing invitation card for the boy's wedding. The girl was so shattered, she could bear the tears running down her cheeck to know that the boy would get married.

When she opened the letter, she saw her name in it. She was about to ask her friend what was going on when she saw the boy standing. He used sign language telling her, " I've spent a year to learn sign language just to let you know that I've not forgotten our promise. Let me have the chance to be your voice. I love you." Then he slipped the ring back into her finger.


The story just too sweet.
#TryOutTPHBS
#EnglishLesson


XoXo
shofwamn
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Bianglala's Author

Shofwa. Manusia yang lebih senang berbicara dalam pikiran, punya kebiasaan bersikap skeptis terhadap sesuatu yang dianggap tidak masuk akal, jatuh cinta dengan makna nama yang dimiliki: keikhlasan dalam cinta.

My Post

  • ►  2025 (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2024 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November (2)
    • ►  September (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (36)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (28)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (18)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2017 (41)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (13)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (13)
  • ▼  2016 (21)
    • ►  Desember (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (4)
    • ▼  Maret (3)
      • Berburu Gerhana Matahari
      • Personil KLASIK [part 2]
      • How deep is your love?
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2015 (33)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (8)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Bianglala. Designed by OddThemes