Shofwa's : Lautan Buih dan Hujan Bintang
Aku biasanya nggak ingat sama kejadian-kejadian kecil yang terjadi di sekitarku, kalau pun ingat palingan hanya sebatas garis besarnya aja dan nggak sampai mendetail sampai hal-hal terkecil. Kata aku, kebiasaan terbentuk karena frekuensi pelaksanaannya tinggi alias semakin sering kamu melakukan sesuatu maka di situlah terdapat celah untuk sebuah kebiasaan muncul. Dalam beberapa hal, justru aku tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang sering terjadi di sekitar ku.
Misalnya, belajar dalam kelas bersama 33 orang teman. Aku ingat fakta itu, tapi aku nggak ingat setiap detilnya. Ngapain gitu inget semua hal yang ada di kelas kayak si A pake tas ini, si D pake sepatu itu, si M selalu galau nyari X, sedangkan Y selalu tidur di pelajaran tertentu, tanggal Z kita mau ngapain, tanggal H ada acara, dan sebagainya.
Anehnya, aku masih ingat sama salah satu pelajarannya ustad Anand ketika KLASIK masih belajar di gedung baru. Saat itu masih awal-awal masuk dan aku baru masuk sekolah, tahun lalu aku memang balik ke Jogja agak telat dan sedikit membolos. Jadi saat teman-teman ku udah masuk sekolah, aku masih bersantai di rumah. Duh, enaknya gak bisa diulang lagi. Aku dapat cerita dari teman-teman kalau Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 12 dipegang oleh ustad Anand dan gaya mengajar beliau nggak seperti dua guru sebelumnya.
"Shof, kamu bakalan sadar kalau ternyata Bahasa Indonesia itu susah!"
Selama ini aku mengganggap enteng pelajaran yang satu itu, begitu pula dengan teman-teman yang lain. Intinya, kami jarang menyisihkan waktu khusus untuk belajar Bahasa Indonesia:')
Lain ceritanya kalau membahas Kimia, Fisika, Matematika, dan Biologi. Untuk memahami mereka berempat, begadang pun rela kami jalani.
Saat itu pak, eh, ustad Anand bertanya tentang hal yang terlihat tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Bahasa.
Beliau membuka kelas pada siang yang lumayan panas dengan pertanyaan, "Kalian punya idola nggak?"
Dahi ku berkerut beberapa lapis begitu mendengar pertanyaan itu. Aku berpikir keras agar bisa menjawab pertanyaan itu, beberapa teman menyeletuk "Nabi Muhammad SAW," "Ummi-Abi", "Ayah", "Ibuk," dan lain-lain tapi bagi ku celutukan mereka nggak ada yang pas.
Okelah mereka mengidolakan tokoh-tokoh tersebut, Aku menghormati Nabi Muhammad SAW, Ummi ku, Abi ku, tapi sepertinya kata "idola" kurang cocok di sematkan ke nama mereka. Aku mau menjawab "Tere Liye," "Asma Nadia," "Dewi Lestari," tapi tetep aja rasanya kayak nggak cocok, aku suka karya mereka tapi aku gak mengidolakan mereka.
Sampai di satu titik, terlintas tiga buah huruf di benak ku, agak kocak sih karena apa iya aku mengidolakan mereka.
Sepertinya iya, sepertinya juga nggak.
EXO.
Kalian nggak salah baca kok, E-X-O alias ekso. Kalau saat itu ustad Anand menyuruh ku mengatakan siapa yang aku idolakan palingan aku bakal jawab EXO.
WKWKWKWKWKWKWKWKWK.
Grup boyband asal Korea Selatan yang terkenal dengan "We are One" nya namun dipenuhi dengan lawsit, kehilangan tiga member (yang semuanya dari China) dalam kurun waktu dua tahun.
Sebelum ini semua bermula, sebelum memasuki lingkaran tanpa celah ini, aku sama sekali nggak pernah yang namanya anti Kpop ataupun membenci Kpop. Kalau aku anti, nggak mungkin aku mau bangun tengah malam cuma buat latihan dance cover Gee-nya SNSD di pondok saat aku kelas 8. Kalau aku benci, nggak mungkin aku mau lihat music videonya f(x) yang Hot Summer berkali-kali di hp Kakak (ini juga saat aku masih SMP). Aku biasa aja dan nggak suka-suka banget sama hal tersebut. Namun, setelah aku sekamar sama Hilma (GAK TAU NIH KUDU NYESEL ATAU SENENG), tanpa sadar aku udah masuk zona itu, zona yang jalan keluarnya masih terlihat samar. Sebetulnya saat itu aku juga lagi nyoba move-on dengan menonton berbagai macam reality show (well, cuma EXO's ShowTime dan Running Man doang sih)
Pesan moral : Jangan pernah mencoba move-on dengan menggunakan apapun yang berbau Korea. Mungkin kamu bisa move-on dari doi, tapi kemudian kamu menyadari bahwa kamu nggak bakal bisa move-on dari segala macam hal yang berbau Korea tersebut, tq.
Mana moveon nya yang bener bener move tuh pas abis pengakuan konyol itu, deuh. Sekali dayung, dua tiga kali kecebur air.
By the way, yang lansung ngeremehin kesukaan ku terhadap artis korea mending langsung close tab aja. Apalagi ngeremehinnya cuma karena plastic surgery.
Hush hush pergi sana jauh jauh. Aku nggak butuh orang yang pemikirannya sempit.
kbbi.web.id mengatakan :
idola/ido·la/ n orang, gambar, patung, dan sebagainya yang menjadi pujaan
pujaan/pu·ja·an/ n 1 sesuatu atau orang yang dipuja(-puja)
Jika mengikuti kbbi, berarti aku nggak punya idola sama sekali /insert emotikon smilecry/
But, because of EXO. I realize that i must be a hard worker or world will push down my self-confidence. I know how hard is it to made people happy.
Sebelum di-idola-kan oleh orang lain #lah #pedemen alangkah bagusnya kalau aku mulai mempersiapkan diri untuk menjadi idola.
/silahkan yang mau muntah karena baca kalimat di atas/
Aku memang belum memiliki idola (bahkan ekso pun gapernah ku puja, so they not my idol even exo is an idol-star) tapi bukan berarti aku nggak punya panutan.
AH IYA.
PANUTAN.
Tenang aja, aku tidak hendak membicarakan Muhammad SAW panutan ku, kok. Belum saatnya bianglala di isi sama hal-hal yang se-mulia itu.
asiq.
Selama ini aku cuma puya dua blogger yang jadi favorit (namun beberapa waktu terakhir kuantitasnya semakin bertambah) (tapi aku tetep mau cerita dua doang). Seorang cewek dan seorang cowok, tentu saja keduanya tidak saling mengenal karena isi blog keduanya amat saaaangat berbedaaaa.
Bener-bener beda, ga boong.
Mungkin beberapa dari kalian ada yang tahu apa nama tumblr aku, karena dulu sempat aku taruh alamatnya di bio twitter. (go follow @shofwamn on twitter for unimportant tweets) tapi kemudian aku hapus alamatnya saat aku sadar kayaknya enak punya akun sosmed tapi nggak disebar luasin, aku udah punya Bianglala jadi biarkan saja tumblr menjadi sesuatu yang tak penting.
Tentu saja tidak penting menurut kalian.
Dan udah ada tiga post birthday greetings on ma tumblr, HAHA, empat deng, kemarin baru saja tambah satu, saking gak punya ide:( jadinya nulis nulis di tumblr, gak panjang kayak postingan ku yang buat Ula, tapi gak sependek "happy birthday" juga. Kalau Bianglala dibuat karena aku terinspirasi oleh Nida, maka aku tergerak untuk membuat tumblr karena kak Nadi, one of my favorite blogger.
Aku tau kak Nadi dari ask.fm nya kak Dori, dunia pe-ask.fm-an memang membuat kita mengetahui banyak orang. Awalnya cuma iseng gitu nge-stalk jawaban di ask.fm nya kak Nadi, eh, lama-lama kok malah lanjut stalk blog nya. Mayoritas postingan blog kak Nadi cenderung pendek dan banyak foto nya. Komposisi kata : foto sekitar 60% : 40% . terus banyak self reminder jugaa makanya aku suka, rasanya seperti diingatkan kalau aku tuh belum baik banget dan belum bener jadi seorang muslimah, hehe. Hal lain yang bikin aku tertarik sama kak Nadi juga karena tipe idealnya tuh Satoshi, itu loooh tokoh utama cowok di buku Akatsuki. Aku baca novel akatsuki waktu masih SMP, dan bagian favorit ku di novel itu adalah saat tokoh ceweknya habis nikah, aaahh luv <3 (bukan luv karena nikahnya, kalian baca deh biar tau kenapa bisa jadi my favorite part), agak-agak plot twist gitu deh. Lalu sekarang kak Nadi sedang. . . .
Bentar, sepertinya aku kebalik.
Harusnya aku cerita soal blogger favorit ku yang cowok dulu.
Soalnya kan aku lebih dulu tau kak Ron daripada kak Nadi.
Kak Ron juga sempat jadi alasan utama ku aktif di dunia twitter.
Awal tahun 2016, aku baru aja pindahan ke lantai tiga dan kamarnya masih belum di rolling. Saat itu aku lagi demen nontonin music video nya ekso, nah, ada satu MV yang aku penasaran sama jalan ceritanya. Udah nonton berkali-kali tapi tetep aja nggak mudeng, selain kendala bahasa, banyaknya tokoh di MV tersebut juga bikin aku susah mengambil kesimpulan.
Aku inget banget pernah nonton sekilas MV tersebut waktu kelas 10. Dan waktu itu aku cuma nanya, "Kok nggak ada dance nya?" lalu dijawab sama temen ku, "Emang nggak ada."
Makanya aku nggak lanjut nonton karena mindset shofwa saat itu adalah MV Korea = Ada dancenya.
Aneh rasanya ketika dua tahun kemudian aku justru penasaran sama MV terebut, rasa penasaran itu aku tumpahkan dengan mengetik "review mv miracle in december" di Google, mulanya aku pikir aku bakal susah menghapus rasa penasaran ku, nggak taunya ternyata banyak banget orang yang nge-review Music Video itu. Selama ini aku kemana ajaa, haha, jadi inget dulu pertama kalinya memanfaatkan Google cuma buat cari 10 keajaiban dunia, 7 tanda kiamat, 8 destinasi wisata favorit, dan blablabla lain yang nggak penting.
Dari ribuan hasil pencarian, aku cuma memilih yang judul postingannya masuk akal. Di review yang pertama dan kedua biasa saja, setidaknya udah menjawab pertanyaan ku, "Oh ternyata mereka gini tapi nyesel abis itu mundurin waktu dan gini gini begitu." Lalu aku lanjut di review-an yang terakhir, beda dari yang sebelumnya, kali ini review-an MV nya lumayan panjang. Panjang banget malah.
Misalnya, belajar dalam kelas bersama 33 orang teman. Aku ingat fakta itu, tapi aku nggak ingat setiap detilnya. Ngapain gitu inget semua hal yang ada di kelas kayak si A pake tas ini, si D pake sepatu itu, si M selalu galau nyari X, sedangkan Y selalu tidur di pelajaran tertentu, tanggal Z kita mau ngapain, tanggal H ada acara, dan sebagainya.
Anehnya, aku masih ingat sama salah satu pelajarannya ustad Anand ketika KLASIK masih belajar di gedung baru. Saat itu masih awal-awal masuk dan aku baru masuk sekolah, tahun lalu aku memang balik ke Jogja agak telat dan sedikit membolos. Jadi saat teman-teman ku udah masuk sekolah, aku masih bersantai di rumah. Duh, enaknya gak bisa diulang lagi. Aku dapat cerita dari teman-teman kalau Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 12 dipegang oleh ustad Anand dan gaya mengajar beliau nggak seperti dua guru sebelumnya.
"Shof, kamu bakalan sadar kalau ternyata Bahasa Indonesia itu susah!"
Selama ini aku mengganggap enteng pelajaran yang satu itu, begitu pula dengan teman-teman yang lain. Intinya, kami jarang menyisihkan waktu khusus untuk belajar Bahasa Indonesia:')
Lain ceritanya kalau membahas Kimia, Fisika, Matematika, dan Biologi. Untuk memahami mereka berempat, begadang pun rela kami jalani.
Saat itu pak, eh, ustad Anand bertanya tentang hal yang terlihat tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Bahasa.
Beliau membuka kelas pada siang yang lumayan panas dengan pertanyaan, "Kalian punya idola nggak?"
Dahi ku berkerut beberapa lapis begitu mendengar pertanyaan itu. Aku berpikir keras agar bisa menjawab pertanyaan itu, beberapa teman menyeletuk "Nabi Muhammad SAW," "Ummi-Abi", "Ayah", "Ibuk," dan lain-lain tapi bagi ku celutukan mereka nggak ada yang pas.
Okelah mereka mengidolakan tokoh-tokoh tersebut, Aku menghormati Nabi Muhammad SAW, Ummi ku, Abi ku, tapi sepertinya kata "idola" kurang cocok di sematkan ke nama mereka. Aku mau menjawab "Tere Liye," "Asma Nadia," "Dewi Lestari," tapi tetep aja rasanya kayak nggak cocok, aku suka karya mereka tapi aku gak mengidolakan mereka.
Sampai di satu titik, terlintas tiga buah huruf di benak ku, agak kocak sih karena apa iya aku mengidolakan mereka.
Sepertinya iya, sepertinya juga nggak.
EXO.
Kalian nggak salah baca kok, E-X-O alias ekso. Kalau saat itu ustad Anand menyuruh ku mengatakan siapa yang aku idolakan palingan aku bakal jawab EXO.
WKWKWKWKWKWKWKWKWK.
Grup boyband asal Korea Selatan yang terkenal dengan "We are One" nya namun dipenuhi dengan lawsit, kehilangan tiga member (yang semuanya dari China) dalam kurun waktu dua tahun.
Sebelum ini semua bermula, sebelum memasuki lingkaran tanpa celah ini, aku sama sekali nggak pernah yang namanya anti Kpop ataupun membenci Kpop. Kalau aku anti, nggak mungkin aku mau bangun tengah malam cuma buat latihan dance cover Gee-nya SNSD di pondok saat aku kelas 8. Kalau aku benci, nggak mungkin aku mau lihat music videonya f(x) yang Hot Summer berkali-kali di hp Kakak (ini juga saat aku masih SMP). Aku biasa aja dan nggak suka-suka banget sama hal tersebut. Namun, setelah aku sekamar sama Hilma (GAK TAU NIH KUDU NYESEL ATAU SENENG), tanpa sadar aku udah masuk zona itu, zona yang jalan keluarnya masih terlihat samar. Sebetulnya saat itu aku juga lagi nyoba move-on dengan menonton berbagai macam reality show (well, cuma EXO's ShowTime dan Running Man doang sih)
Pesan moral : Jangan pernah mencoba move-on dengan menggunakan apapun yang berbau Korea. Mungkin kamu bisa move-on dari doi, tapi kemudian kamu menyadari bahwa kamu nggak bakal bisa move-on dari segala macam hal yang berbau Korea tersebut, tq.
Mana moveon nya yang bener bener move tuh pas abis pengakuan konyol itu, deuh. Sekali dayung, dua tiga kali kecebur air.
By the way, yang lansung ngeremehin kesukaan ku terhadap artis korea mending langsung close tab aja. Apalagi ngeremehinnya cuma karena plastic surgery.
Hush hush pergi sana jauh jauh. Aku nggak butuh orang yang pemikirannya sempit.
kbbi.web.id mengatakan :
idola/ido·la/ n orang, gambar, patung, dan sebagainya yang menjadi pujaan
pujaan/pu·ja·an/ n 1 sesuatu atau orang yang dipuja(-puja)
Jika mengikuti kbbi, berarti aku nggak punya idola sama sekali /insert emotikon smilecry/
But, because of EXO. I realize that i must be a hard worker or world will push down my self-confidence. I know how hard is it to made people happy.
/silahkan yang mau muntah karena baca kalimat di atas/
Aku memang belum memiliki idola (bahkan ekso pun gapernah ku puja, so they not my idol even exo is an idol-star) tapi bukan berarti aku nggak punya panutan.
AH IYA.
PANUTAN.
Tenang aja, aku tidak hendak membicarakan Muhammad SAW panutan ku, kok. Belum saatnya bianglala di isi sama hal-hal yang se-mulia itu.
asiq.
Selama ini aku cuma puya dua blogger yang jadi favorit (namun beberapa waktu terakhir kuantitasnya semakin bertambah) (tapi aku tetep mau cerita dua doang). Seorang cewek dan seorang cowok, tentu saja keduanya tidak saling mengenal karena isi blog keduanya amat saaaangat berbedaaaa.
Bener-bener beda, ga boong.
Mungkin beberapa dari kalian ada yang tahu apa nama tumblr aku, karena dulu sempat aku taruh alamatnya di bio twitter. (go follow @shofwamn on twitter for unimportant tweets) tapi kemudian aku hapus alamatnya saat aku sadar kayaknya enak punya akun sosmed tapi nggak disebar luasin, aku udah punya Bianglala jadi biarkan saja tumblr menjadi sesuatu yang tak penting.
Tentu saja tidak penting menurut kalian.
Dan udah ada tiga post birthday greetings on ma tumblr, HAHA, empat deng, kemarin baru saja tambah satu, saking gak punya ide:( jadinya nulis nulis di tumblr, gak panjang kayak postingan ku yang buat Ula, tapi gak sependek "happy birthday" juga. Kalau Bianglala dibuat karena aku terinspirasi oleh Nida, maka aku tergerak untuk membuat tumblr karena kak Nadi, one of my favorite blogger.
Aku tau kak Nadi dari ask.fm nya kak Dori, dunia pe-ask.fm-an memang membuat kita mengetahui banyak orang. Awalnya cuma iseng gitu nge-stalk jawaban di ask.fm nya kak Nadi, eh, lama-lama kok malah lanjut stalk blog nya. Mayoritas postingan blog kak Nadi cenderung pendek dan banyak foto nya. Komposisi kata : foto sekitar 60% : 40% . terus banyak self reminder jugaa makanya aku suka, rasanya seperti diingatkan kalau aku tuh belum baik banget dan belum bener jadi seorang muslimah, hehe. Hal lain yang bikin aku tertarik sama kak Nadi juga karena tipe idealnya tuh Satoshi, itu loooh tokoh utama cowok di buku Akatsuki. Aku baca novel akatsuki waktu masih SMP, dan bagian favorit ku di novel itu adalah saat tokoh ceweknya habis nikah, aaahh luv <3 (bukan luv karena nikahnya, kalian baca deh biar tau kenapa bisa jadi my favorite part), agak-agak plot twist gitu deh. Lalu sekarang kak Nadi sedang. . . .
Bentar, sepertinya aku kebalik.
Harusnya aku cerita soal blogger favorit ku yang cowok dulu.
Soalnya kan aku lebih dulu tau kak Ron daripada kak Nadi.
Kak Ron juga sempat jadi alasan utama ku aktif di dunia twitter.
Awal tahun 2016, aku baru aja pindahan ke lantai tiga dan kamarnya masih belum di rolling. Saat itu aku lagi demen nontonin music video nya ekso, nah, ada satu MV yang aku penasaran sama jalan ceritanya. Udah nonton berkali-kali tapi tetep aja nggak mudeng, selain kendala bahasa, banyaknya tokoh di MV tersebut juga bikin aku susah mengambil kesimpulan.
Aku inget banget pernah nonton sekilas MV tersebut waktu kelas 10. Dan waktu itu aku cuma nanya, "Kok nggak ada dance nya?" lalu dijawab sama temen ku, "Emang nggak ada."
Makanya aku nggak lanjut nonton karena mindset shofwa saat itu adalah MV Korea = Ada dancenya.
Aneh rasanya ketika dua tahun kemudian aku justru penasaran sama MV terebut, rasa penasaran itu aku tumpahkan dengan mengetik "review mv miracle in december" di Google, mulanya aku pikir aku bakal susah menghapus rasa penasaran ku, nggak taunya ternyata banyak banget orang yang nge-review Music Video itu. Selama ini aku kemana ajaa, haha, jadi inget dulu pertama kalinya memanfaatkan Google cuma buat cari 10 keajaiban dunia, 7 tanda kiamat, 8 destinasi wisata favorit, dan blablabla lain yang nggak penting.
Dari ribuan hasil pencarian, aku cuma memilih yang judul postingannya masuk akal. Di review yang pertama dan kedua biasa saja, setidaknya udah menjawab pertanyaan ku, "Oh ternyata mereka gini tapi nyesel abis itu mundurin waktu dan gini gini begitu." Lalu aku lanjut di review-an yang terakhir, beda dari yang sebelumnya, kali ini review-an MV nya lumayan panjang. Panjang banget malah.
LAH.
KOK LUCU.
KOK BAHASANYA ENAK GINI SIH.
KOK NIAT BANGET???!!
Habis itu aku langsung baca review MV yang lain dan langsung suka sama tulisan-tulisannya, seperti menemukan sesuatu yang sudah lama kucari (elah). Aku pikir pemilik blog nya itu seorang fangirl yang suka banget sama EXO. Aku tahu kalau pemikiran ku salah adalah saat Puspa main ke kamar.
"Kamu baca tulisannya kak Ron juga shof?"
"Hah? Sapa tuh?"
"Itu yang lagi kamu baca, kan blog nya kak Ron."
"Dia cowok?"
"Iya."
ASTAGA.
ASTAGA ASTAGA.
AKU NGGAK NYANGKA.
Aku melongo, like wtf, jadi yang nulis review-an itu seorang fanboy?
Tapi aku jadi ngefans sama kak Ron, soalnya tata bahasa postingannya bagus dan nggak ngebosenin banget. Seharian itu aku hampir membaca setengah dari postingan blognya kak Ron yang ada banyak banget. Gara-gara kak Ron juga aku jadi mau mikir bagaimana bentuk tampilan bianglala (kalian yang udah ngikutin blog ini sejak pertama pasti tahu betapa sederhananya tampilan blog ini dan juga betapa kacaunya bentuk tulisan ku) (sekarang udah lumayan lah ya) (hehe). Aku sampai coba mau bikin background buat blog ku tapi gagal, wkwkw.
Gara-gara kak Ron juga aku jadi berusaha memperpanjang tulisanku sebelum di posting, dan juga membaginya menjadi beberapa part.
Aku belajar banyak.
Meski nggak sebanyak pelajaran di sekolah yang sudah 80% ku lupakan.
Karena di blog nya kak Ron sering bahas-bahas soal tweets dia yang kadang kena bash, aku jadi kepo dan ngehabisin banyak waktu cuma buat liat tweet-tweet by ronzzykevin. Kalau aku udah suka sama orang -dalam konteks ini, karena tulisannya- maka aku bakal nge follow dia dengan sukarela. Aturan seorang shofwa untuk mengikuti orang yang tidak dikenal adalah : 1. Tulisannya bagus, 2. Postingannya bagus, 3. Aku nggak merasakan rasa tidak suka pada orang tersebut.
Karena ada kasus di mana nomor 1 dan 2 terpenuhi tapi nomor 3 menghalangi segalanya.
Dan ternyata aku hampir memiliki pemikiran yang salah terhadap seorang kak Ron. Aku pikir feed Instagram nya bakal berisi postingan gak jelas dan banyak foto artis artis koriya.
Nyatanya, aku salah.
Aku nggak tahu ya feed Instagram yang ideal itu yang kayak bagaimana, cuma Instagram nya kak Ron itu, hmm, malah bagus?? Mungkin memang nggak rapi tapi kalian bakal jarang menemukan jejak jejak kalau sebetulnya dia adalah fanboy.
Aku ketipu lagi.
Sayangnya sekarang kak Ron udah resign, padahal pekerjaan dia yang sebelumnya sangat berkaitan dengan KPop. Sedangkan yang sekarang, aku nggak terlalu paham yang jelas waktu dia untuk ngeblog sepertinya udah berkurang banyak.
Semangat bekerja di lingkungan yang baru ya kak!
Seperti kak Nadi yang kayaknya udah nyelesein sekolah bahasanya.
Kak Nadi memang lebih tua satu tahu dari aku dan belum kuliah karena kak Nadi memutuskan untuk memperdalam bahasa Jepangnya dengan masuk sekolah bahasa.
Iya, kakaknya tinggal di Jepang.
Kan jadi mupeng:') hehehehe.
Sayang, akun ask.fm kak Nadi sampai sekarang masih deaktivasi, nggak tahu deh bakal aktif lagi atau nggak.
Postingan favoritku di blog nya kak Nadi adalah waktu teman-temannya yang non islam mencoba pakai hijab.
"Eh berarti sekarang kita udah gak boleh makan babi!" Kata Choco ke teman perempuan yang lain. "Iya, kita juga gak boleh minum alkohol dong!" Yang lain pun menimpali dan semua tertawa. Choco juga mengirimkan fotonya memakai hijab ke Ibunya, "Nadia, kamu tahu gak, aku kirim fotoku memakai hijab ke Ibuku, dan Ibu bilang, "Oke kamu boleh memakai Hijab menjadi Muslim, tapi nanti kalau kamu balik ke Taiwan, kamu gak boleh makan babi lagi yaaa.." Ooh tidaaak, padahal aku suka banget babi kan Naad." Aku cuma geleng-geleng geli. (more story on her blog)
Aku juga udah pernah ngescroll postingan kak Nadi sampai di tahun 2011 kalau nggak salah, dan isi postingannya beragam. Yang paling aku ingat adalah keinginan kak Nadi buat ngehapus beberapa postingan karena terlihat kurang bagus/?/ cuma dilarang sama Ibunya karena siapa tahu kak Nadi bisa belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Haaaah, jadi inget udah ngapus satu postingan itu. Mau nyesel tapi percuma karena postingan itu nggak bakal bisa balik lagi.
Bedanya kak Ron dan kak Nadi dalam mempengaruhi atau pun menginspirasi hidup seorang shofwa adalah, kalau kak Ron bikin aku ingin memperbarui bianglala sesering yang aku bisa, tentu saja dengan postingan yang tidak pendek. Sedangkan kak Nadi lebih, kamu lagi mikir apa, sibuk nggak sibuk, perbarui itu Tumblr mu! bikin akun kok nggak diurus.
Nggak kayak gitu juga sih, cuma mirip lah.
Misal lagi diem lalu tiba-tiba ingat doi.
Versi blog : Kok aku stuck mulu dari dulu, nggak pindah-pindah orang. Kenapa gitu ya aku kudu nunggu orang yang nggak tahu kalau dirinya sedang aku tunggu, mending aku nggak usah mikirin dia. Udah cukuplah beberapa tahun ini, gilak kalau dipikir aku wasting time nggak kira-kira. Aku butuh kebebasan guys (padahal nggak ada yang ngekang), wkwkw. Kenapa malah jadi serius.
Versi tumblr :
HAZEKK.
Atau hal yang tidak penting lainnya
Kalau kalian perhatian, dua postingan itu punya hashtag yang berbeda.
#LautanBuih dan #HujanBintang
Aku udah lama bikin hashtag itu cuma kadang lupa naruh. Tentu saja ada artinya dong.
Setidaknya aku punya hal yang bermakna di antara banyak hal yang tidak memiliki makna.
Postingan yang pakai hashtag #LautanBuih adalah postingan yang isinya tidak pantas diingat dan cocok disimpan sebagai kenangan saja. Life must goes on guys, dnt hurt your heart just because someone who dnt care about you #UHUY
Soalnya buih kan memang nggak bertahan lama, liat aja buih di lautan sana. Hanya bertahan beberapa detik lalu menghilang. Nggak usah mikir ada buih lain yang menggantikan karena setiap buih itu tak sama.
Wow. Dasar sok tahu.
Sedangkan #HujanBintang, well, sebagai seseorang yang mencintai langit, agak miris rasanya ketika mengingat kalau aku baru sekali ngeliat meteor jatuh, mending kalau hujan meteor, lah ini meteornya cuma sebiji. Sedih aku. Kenapa aku nggak pakai #HujanMeteor adalah karena kata Bintang jauh lebih indah dibaca. Dan aku memakai hashtag itu ketika aku menulis sesuatu yang harus aku ingat. Aduh, aku nggak jago bikin filosofi. Ya pokoknya gitu, kalian cari pengertian sendiri, apa-apa kok disuapin, wkwkwk. Karena meski sebuah bintang meledak, meski sebuah meteor bergesekan dengan atmosfir bumi dan menghilang, selalu ada jejak yang tertinggal. Jejak yang bertahan hingga puluhan tahun.
Sok tahu level 100.
Begitulah.
Sedihnya, tumblr ku udah nggak jadi private account lagi. Apakah ini pertanda bahwa aku harus merambah ranah Flickr?
LOL.
Bye-bye!
0 komentar