Gak. Saya gak sedih apalagi nangis karena udah pisah sama teman-teman.
Saya juga sedang tidak mau jadi Shofwa Teguh Golden Ways yang bikin banyak kalimat penyemangat.
Saya bikin tulisan ini cuma gara-gara suka sama judul nya.
(SUKA SAMA JUDUL NYA)
Muehehehehehe.
Dari sekian banyak alasan manusiawi yang bisa di buat, aku malah memakai alasan yang lagi-lagi berhubungan sama perasaan.
SUKA sama judulnya.
SUKA
(( SUKA ))
Yee, baper yee.
Masih kah kau ingat pertama bertemu
Aku masih cupu, engkau masih lugu
Kisah masa lalu, diri ku dan diri mu
Sampai sekarang kalau keinget nilai UN rasa-rasa nya kayak cuma nilai TO yang udah ganti nama. Dan karena nilai yang meskipun abadi namun terkadang nggak berarti buat kehidupan di masa yang akan datang jadi gak perlu lah kita semua membahas tentang nilai yang di dapat.
Aslinya mah gak mau ngasih tau juga karena nilai nya memang nggak patut di banggakan.
/tundukkan kepala/ /nyalakan api/ /bakar nilai UN/ /heningkan cipta/
Nilai mah gak penting, yang penting Lulus.
#ngeles
Kegiatan sekaligus momen terakhir bersama angkatan sudah selesai dilaksanakan, semua pasti tahu kalau Akhirussanah bukan akhir dari perjuangan ini.
(Kata "ini" dalam kalimat diatas merujuk padaa? Hidup.)
Akhirussanah beberapa waktu lalu hanyalah akhir dari "jangan nge-post foto bareng lawan jenis yang seangkatan kalau nggak mau di skors sama sekolah."
#EH
Hingga saat ini, engkau akan pergi
Tinggalkan diri ku, punya teman baru
Aku pun cemburu
Aku pikir, pas Akhirussanah bakal banyak yang nangis atau minimal sedih mellow mewek gak jelas gitu. Ternyata perkiraan ku salah, malah pada kelihatan baik-baik saja.
Kalian seneng ya udah nggak jadi anak SMA lagi? Seneng ya udah jadi alumni?
Aku sih senang-senang saja.
Atau kalian senang karena udah bisa jalan bareng lagi?
Aku juga senang kok.
Menurut poin kesekian dalam Janji Alumni disebutkan bahwa kita harus "tetap menjaga tali silaturrahim antar alumni."
Wah, tidak terasa sekarang sudah jadi alumni, sudah melepas masa-masa belajar menggunakan seragam.
Jadi sekarang kita sudah jarang ketemu lagi ya?
Meskipun begitu toh, aku senang kita berpisah. Akhirnya kita bisa memilih jalan masing-masing, jalan yang berbeda, jalan yang aku harap akan berakhir di titik yang sama.
Bukan kesuksesan.
Tapi SurgaNya:)
Sebenernya aku mau nulis hal-hal bahagia bin menyenangkan yang panjang tapi sekarang aku lagi bete sama hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri jadi yaa mau gimana lagi.
MARI MERACAU.
wkwkwkw.
Ngomong-ngomong, aku bangga personil KLASIK ada yang tembus ke ITB, tapi personil yang ini emang nggak pernah berhenti bikin bangga kelas maupun sekolah sih.
Nuna, nama mu akan selalu disebut di sekolah sebagai orang pertama yang ke ITB melalui jalur SNMPTN, percayalah pada ku nak. Kelak, para adek tingkatan yang tidak kamu kenal pasti penasaran sama kamu.
Dah ah, yuk serius.
Walau kau lugu, aku tak peduli
Ku pasti rindu, saat engkau pergi
Satu yang perlu kau ingat
Akulah sahabatmu
Sudah sampai sini, siapa yang nyadar kalau judul postingan kali ini merupakan anagram? Itu lah alasan kenapa aku suka. Kalian nggak nyadar ya? hehehe.
Arti "Out in A Drag" secara garis besar adalah keluar dari suatu masa masa sulit (ujian).
Secara nggak langsung, graduation alias wisuda adalah saat dimana seharusnya kita senang karena bayang-bayang UN yang menghantui selama beberapa bulan udah menghilang.
Tergantikan oleh bayang-bayang PTN.
Jadi, sepertinya rasa senang karena sudah menyelesaikan UN tidak bertahan hingga wisuda tiba. Seneng udah selesai UN mah nggak ada apa-apanya dibandingkan seneng keterima di PTN (ye gak sih). Di tambah dengan nilai yang tidak mencapai target. Kecuali (mungkin) buat itu tuh, yang kemarin di panggil maju karena dapat nilai tertinggi di lima mapel dan peraih NEM tertinggi yang sertifikatnya sampai berjatuhan gara-gara terlalu banyak, omodetou!
Aku sok tau.
Saya juga sedang tidak mau jadi Shofwa Teguh Golden Ways yang bikin banyak kalimat penyemangat.
Saya bikin tulisan ini cuma gara-gara suka sama judul nya.
(SUKA SAMA JUDUL NYA)
Muehehehehehe.
Dari sekian banyak alasan manusiawi yang bisa di buat, aku malah memakai alasan yang lagi-lagi berhubungan sama perasaan.
SUKA sama judulnya.
SUKA
(( SUKA ))
Yee, baper yee.
Masih kah kau ingat pertama bertemu
Aku masih cupu, engkau masih lugu
Kisah masa lalu, diri ku dan diri mu
Sampai sekarang kalau keinget nilai UN rasa-rasa nya kayak cuma nilai TO yang udah ganti nama. Dan karena nilai yang meskipun abadi namun terkadang nggak berarti buat kehidupan di masa yang akan datang jadi gak perlu lah kita semua membahas tentang nilai yang di dapat.
Aslinya mah gak mau ngasih tau juga karena nilai nya memang nggak patut di banggakan.
/tundukkan kepala/ /nyalakan api/ /bakar nilai UN/ /heningkan cipta/
Nilai mah gak penting, yang penting Lulus.
#ngeles
Kegiatan sekaligus momen terakhir bersama angkatan sudah selesai dilaksanakan, semua pasti tahu kalau Akhirussanah bukan akhir dari perjuangan ini.
(Kata "ini" dalam kalimat diatas merujuk padaa? Hidup.)
Akhirussanah beberapa waktu lalu hanyalah akhir dari "jangan nge-post foto bareng lawan jenis yang seangkatan kalau nggak mau di skors sama sekolah."
#EH
cr : yuk di |
Tinggalkan diri ku, punya teman baru
Aku pun cemburu
Aku pikir, pas Akhirussanah bakal banyak yang nangis atau minimal sedih mellow mewek gak jelas gitu. Ternyata perkiraan ku salah, malah pada kelihatan baik-baik saja.
Kalian seneng ya udah nggak jadi anak SMA lagi? Seneng ya udah jadi alumni?
Aku sih senang-senang saja.
Atau kalian senang karena udah bisa jalan bareng lagi?
Aku juga senang kok.
Menurut poin kesekian dalam Janji Alumni disebutkan bahwa kita harus "tetap menjaga tali silaturrahim antar alumni."
Wah, tidak terasa sekarang sudah jadi alumni, sudah melepas masa-masa belajar menggunakan seragam.
Jadi sekarang kita sudah jarang ketemu lagi ya?
Meskipun begitu toh, aku senang kita berpisah. Akhirnya kita bisa memilih jalan masing-masing, jalan yang berbeda, jalan yang aku harap akan berakhir di titik yang sama.
Bukan kesuksesan.
Tapi SurgaNya:)
Sebenernya aku mau nulis hal-hal bahagia bin menyenangkan yang panjang tapi sekarang aku lagi bete sama hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri jadi yaa mau gimana lagi.
MARI MERACAU.
wkwkwkw.
Ngomong-ngomong, aku bangga personil KLASIK ada yang tembus ke ITB, tapi personil yang ini emang nggak pernah berhenti bikin bangga kelas maupun sekolah sih.
Nuna, nama mu akan selalu disebut di sekolah sebagai orang pertama yang ke ITB melalui jalur SNMPTN, percayalah pada ku nak. Kelak, para adek tingkatan yang tidak kamu kenal pasti penasaran sama kamu.
Dah ah, yuk serius.
Pendek-pendek hug-able kok |
Walau kau lugu, aku tak peduli
Ku pasti rindu, saat engkau pergi
Satu yang perlu kau ingat
Akulah sahabatmu
Sudah sampai sini, siapa yang nyadar kalau judul postingan kali ini merupakan anagram? Itu lah alasan kenapa aku suka. Kalian nggak nyadar ya? hehehe.
Arti "Out in A Drag" secara garis besar adalah keluar dari suatu masa masa sulit (ujian).
Tergantikan oleh bayang-bayang PTN.
Jadi, sepertinya rasa senang karena sudah menyelesaikan UN tidak bertahan hingga wisuda tiba. Seneng udah selesai UN mah nggak ada apa-apanya dibandingkan seneng keterima di PTN (ye gak sih). Di tambah dengan nilai yang tidak mencapai target. Kecuali (mungkin) buat itu tuh, yang kemarin di panggil maju karena dapat nilai tertinggi di lima mapel dan peraih NEM tertinggi yang sertifikatnya sampai berjatuhan gara-gara terlalu banyak, omodetou!
Aku sok tau.
cr : yuk di |
Tiada cerita, seindah bersama mu
Kita lewati, suka duka ini
Satu yang perlu kau ingat
Engkaulah sahabatku
Aku sama sekali nggak dapet perasaan "wah ini momen terakhir bareng teman-teman," sama sekali nggak sedih, malahan kayak apa ya, kan masih pada jadi #PejuangSBMPTN2k16 jadi masih bakalan ketemu di tempat les, main-main ke kost, jalan-jalan.
Mungkin memang kebersamaan kita, ikatan yang berisi cerita kita, tidak cukup pantas untuk di tangisi.
Memang tangisan bukan datang untuk membuktikan seberapa kuat ikatan kita.
Kebahagian datang menyingkirkan tangisan, ambisi yang muncul sebelum terjun ke dunia perkampusan.
Kita sudah tidak satu sekolah lagi, tidak berada dalam kelas yang sama, tidak bisa memecah kelas dengan tawa bersama.
Saat ini, hanya tiga kata yang menghubungkan kita.
Alumni Angkatan Sebelas.
Yailahi rabbi, jiwa puitis nggak jelas gue masih ada ternyata.
Yailahi rabbi, jiwa puitis nggak jelas gue masih ada ternyata.
Satu yang perlu kau ingat
Akulah sahabatmu
Satu yang perlu kau ingat
Engkaulah sahabatku
Terdapat harapan yang tak terucap, dan kita tahu apa itu.
Sampai jumpa di Dunia Baru!
shofwamn
0 komentar